"Kisah yang diawali dengan bahagia harus diakhiri dengan dukacita."
Bertemu dengan Nathan adalah awal kebahagiaan Alana, satu-satunya cowok yang menemani nya dimasa-masa terpuruk.
Cowok yang bisa menjadi hangat dan dingin dalam satu waktu ini mamp...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMEN YAA, BIAR AKU SEMANGAT BUAT UP!!!
---
Hari ini adalah hari terakhir perlombaan disekolah, dan hari terberat Alana akan berakhir. Perlombaan antar sekolah, dimenangkan oleh SMA Pelita Bangsa dan SMA Wikrama Abadi. Mereka akan bertanding merebutkan gelar juara.
Dengan sigap Alana membawa kardus yang isi nya entah apa. Tidak terlalu berat, namun membuat Alana sedikit kesusahan saat membawa kardus.
Brukk..
Alana terjatuh, kotak yang dia bawah berhamburan. "Awwhh." ringis Alana, seraya mengelus pantat nya.
"Sorry!" ucap seseorang yang menabrak nya. Alana melihat siapa yang menabrak nya.
"Lo!" ucap Alana, lalu dia mulai berdiri. Ya cowok yang bernama Langit itu menabrak Alana.
"Mau gue bantuin?" tanya cowok bernama Lagit.
Alana mengambil kotak yang terjatuh itu. "Nggak!" Alana mulai melangkahkan kaki nya, namun satu tangan mencekal tangan nya.
"Boleh ngomong bentar?" Alana menyerit, ada apa dengan cowok itu. Jika saat Alana di aula dua hari yang lalu sikap cowok itu menyebalkan, saat ini. Dia seperti orang baik, tidak menyebalkan.
"Ngomong apa?"
Langit melihat ke sekeliling, tidak enak ngomong ditempat dilalui banyak orang. "Jangan disini, disana gimana?" ucap Langit sembari menunjuk kearah taman belakang UKS.
"Yaudah," ucap Alana. Tidak mungkin bukan, jika Alana membawa kardus ikut bersama nya. Dan pas sekali, teman Alana lewat.
"Ca, gue nitip kardus yakk. Anterin ke ruang serbaguna!" ucap Alana, Pada Acha--teman satu eskul.
"Pas banget, gue mau kesana." ucap Acha, Alana pun memberikan kardus ditangan nya pada Acha.
"Thanks yakk!" ucap Alana seraya tersenyum. Lalu dia melihat kearah Langit.
"Ayo," ucap Alana sembari berjalan, diiringi Langit di belakang nya.
Beberapa meter Alana dan Langit berjalan, sampai ditaman yang ada kursi nya. Mereka duduk disana, Alana masih menunggu Langit untuk bicara.
"Jadi, lo mau bicara apa?" tanya Alana judes, Langit menatap Alana dengan raut wajah murung. Alana tidak tau ada apa dengan cowok didepan nya ini.