51. im here

254 20 3
                                    

Hancur itu ketika kebahagiaan yang dibangun dari nol menjadi kehilangan-

---

Setelah menempuh jarak yang jauh, mereka sudah sampai didepan gerbang pintu masuk kedalam rumah oma, rumah oma ini cukup besar. Walau lantai satu, samping menyampingnya adalah sawah dan dekat dengan penggunungan. Setiap masuk kedalam gerbang kerumah oma kita akan disajikan pepohonan disejejer jalan, baru akan ketemu dengan rumah khas solo yang klasik penuh kenangan.

Didepan sana sudah ada Kakak dari Laras--mama Alana-- dan istrinya, mbak Chicha dan oma.

Alana membuka kaca mobil dan mengeluarkan kepalanya dan tangannya sambil melambaikan tangan. "HALOOO!!"

Mereka membalas lambaian tangan dari Alana seraya terkekeh.

PLAKK...

"Syaa.." jeritnya dari luar jendela.

Tasya mendelik, "Kepala lo jangan dikeluarin, masuk!"

Alana tidak menghiraukan ucapan Tasya, dia tetap melambaikan tangan hingga mobil berhenti, Alana langsung keluar dari mobil.

"Omaa!!!" Alana memeluk oma dengan wajah senang. Dia sangat merindukan neneknya ini, setelah kakek nya meninggal Alana sedikit kasian dengan oma. Tinggal sendiri disini, sedangkan om Abi dan Tante Riska tinggal jauh dikota, Mbak Chica terkadang dia tinggal bersama oma terkadang juga tinggal bersama ayah dan ibunya.

"Ana kangen banget sama, oma." rengeknya seperti anak kecil.

Oma mengendurkan pelukan untuk melihat cucu cantik nya ini, "Menurut Ana, oma nggak kangen sama Ana?"

"Oma juga kangen, Ana." Alana kembali berpelukan dengan senang.

"Eh, siapa ini?"

Alana melepaskan pelukannya, melihat siapa yang oma katakan. Dia tersenyum kecil pada Tasya yang terlihat berjalan ragu disamping mamanya.

Alana menarik tangan Tasya, "Ini Tasya oma,"

Oma Rima terdiam sejenak lalu membawa Tasya dalam pelukan nya, disana mereka terdiam melihat oma memeluk Tasya dengan tulus tidak ada membeda-bedakan dengan Alana.

"ASSALLAMUALAIKUMM!!" teriak Razkel yang keluar dari mobil, sambil memabawa koper. "Om.." Razkel datang memeluk om Abi, "Sehat, Kel?"

Razkel mengangguk dengan cepat, "Sehat om,"

"Aduh udah besar cucu oma yang ini!" kata oma, Razkel berjalan dan memeluk oma.

Oma melihat Razkel dengan tatapan heran, "Udah punya calon istri belum?" tanya oma, wajah Razkel menjadi kesal seketika.

"Nggak mamah, papah, sekarang oma. Selalu aja yang ditanya calon istri!" balas Razkel dengan sewot.

Tante Rizka mengemus pundak Razkel karena terkekeh kecil melihat kelakuan anak satu ini, gaya nya saja seperti orang dewasa, kelakuan dan cara bicara masih seperti anak kecil.

"Yaa kan diumur kaya kamu seengaknya udah punya calon, Kel. Masa sih nggak punya, keduluan Chica ntar."

Razkel segera melihat sepupunya itu dengan tatapan tak percaya, "Mau nikah, Cha?"

Kisah Alana (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang