"Kisah yang diawali dengan bahagia harus diakhiri dengan dukacita."
Bertemu dengan Nathan adalah awal kebahagiaan Alana, satu-satunya cowok yang menemani nya dimasa-masa terpuruk.
Cowok yang bisa menjadi hangat dan dingin dalam satu waktu ini mamp...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
---
UP LAGI YUHUUU🥳 SELAMAT MEMBACA YAAA..
---
Hari-hari berlalu, tidak kerasa sudah seminggu Alana menutuskan hubungan dengan Nathan. Dan sudah seminggu juga, Alana tidak pernah bertemu cowok itu.
Sekarang cowok itu resmi bukan siapa-siapa nya lagi, bahkan untuk mengkhawatirkan nya Alana tidak berhak. Untuk apa, toh dia bukan pacar nya lagi.
Dan semakin hari kabar gosip yang memberbincangkan tentang kedekatan Nathan dan si cantik Diva semakin menjadi. Bahkan ada yang mengatakan bahwa mereka resmi pacaran kemarin, entah itu benar atau tidak.
"Alana, bisa bantuin gue nggak?" tanya Angel, teman sebangku nya. Alana yang masih diam menatap kedepan menjadi melihat Angel.
"Putra pacar lo?" tanya Alana, Angel mutar mata nya malas lalu mengangguk. "Ya iya, emang pacar gue sape lagi?"
Alana menghela napas lalu mengangguk. "Yaudah, ayo."
Alana beranjak dari kursi sama dengan Angel, Tasya dan Adel yang sedang meng-gibah melihat kearah Alana yang beranjak dari kursi nya. "Mau kemana, Al?" tanya Adel.
"Nih nemenin, Angel. Nganterin jaket, pacar nya."
Adel hanya mengangguk kan kepala nya, lalu kembali berbicara dengan Tasya. Alana dan Angel pun melangkah berjalan keluar.
Setelah beberapa meter dari kelas, Alana. Mereka sampai di depan kelas 12 B. Indonesia 1. Alana baru ingat bahwa kelas pacar Angel adalah kelas Diva.
Angel masuk kedalam kelas 12 B. Indonesia 1, dan Alana berdiam diri diluar. Mata nya tidak sengaja melihat Kenzo, Radit, Iky dan--Nathan bersama Diva duduk bersama.
Jantung Alana berdegub kencang, ada apa ini? Sulit dijelaskan, senang karena bisa melihat Nathan atau malah sakit hati melihat Nathan bersama Diva?
Apapun itu, Alana hanya bisa menahan dirinya agar tidak menangis. Dan tidak sengaja, mata mereka saling bertatapan walau jauh. Namun Nathan segera mengakhiri secara sepihak, dia kembali mengobrol dengan Diva.
Dari kejauhan 10 meter, Radit yang tengah duduk disamping Nathan menghampiri Alana.
"Eh, Alana. Ngapain kesini, Al?"
Alana tersenyum pada Radit, "Nemenin, temen gue. Anterin sesuatu sama pacar nya."
Radit mengangguk. Lalu dia melihat kebelakang, pas kearah Nathan dan Diva. "Lo nggak cemburu liat mereka?"