---
Alana masih sibuk dengan lemari nya, mencari baju yang cocok untuk nya. Jam yang menujukan setengah delapan, sedangkan Alana masih sibuk mencari baju. Semua baju Alana tidak ada yang cocok nya dengan dirinya, maklum. Alana bukan tipe cewek yang setiap minggu nya menghabiskan uang orang tua nya hanya untuk shopping tidak jelas.
Alana tipe cewek yang memakai baju apa saja, asal itu tidak terlalu terbuka.
"Kenapa nggak pinjem baju, Luna aja?" tanya nya sendiri. Lalu dia segera berlari keluar dan masuk kedalam kamar Luna.
Sekarang Alana sudah berada didepan lemari Aluna, Lemari berwarna coklat tua. Alana membuka pintu lemari, dan takjub dengan semua pakaian Aluna. Jika pakaian Alana rata-rata banyak celana dan baju kaos, switer. Sedangkan Aluna, baju yang lebih feminim.
"Untung gue punya sodara punya baju kek ginian, lah ini baju nya kurang bahan ato orang nya yang kagak bisa ngejait?" Alana meraih baju yang lengan nya seperti sabrina berwarna hitam dihiasi ikat pinggang pita putih. Alana menggelang menanda 'kan, dia tidak memilih baju kurang bahan ini. Alana meraih baju rajut berwarna merah marun dengan lengan pendek. Alana kembali menggeleng.
Sekian lama nya dia mengobrak-abrik lemari, Aluna. Alana memijat pelipis nya, dan melihat jam dikamar Alana, yang menujukan setengah delapan. Alana berlonjak berdiri, dia kembali mencari baju didalam lemari sebelah.
"Biasanya, kalo gue berantakin lemari Luna. Dia pasti bakalan ngomel sampe besok!" Ucap nya, diiringi tawa kecil.
Tatapan Alana berhenti pada rok jeans abu-abu dan atasan nya baju rajut berwarna peace. Alana termenung sebentar, dia memandangi baju itu, sesekali melihat dirinya dikaca dengan baju yang dia pegangi.
"Nggak terlalu feminin nggak terlalu tomboy juga," gumam Alana, "Gue pilih ini."
Alana kembali menata baju-baju yang ia beratakan dikasur, dan kembali kekamar nya. Segera memakak rok dan baju. 5 kemudian, Alana keluar dari kamar mandi. Dia sudah mengenakan baju pilihan nya, dia memandangi dirinya dikaca.
"Gue pinjem ya, Lun!" Lirih nya. Lalu dia duduk dimeja rias, memakai make up seadanya.
Alana melihat rambut nya sedikit kaku, Alana mengambil cetokan rambut. Membuat sedikit kriwil-kriwil di ujung rambut.
"Cantik juga gue,"
Tas slempang berwarna hitam menghiasi betapa cantik nya Alana. Sekarang dia tinggal tunggu dibawah. Alana melihat dari atas kamar nya, ada Razkel yang sedang duduk menonton tv, Bi Yuni yang sedang memijat tangan Laras.
Alana mulai menuruni anak tangga, satu demi satu. Razkel, Bi Yuni maupun Laras tidak melihat Alana turun dari tangga. Lalu tidak sengaja Bi Yuni melihat Alana menuruni anak tangga, Bi Yuni ternganga saat melihat betapa anggun nya saat Alana memakai pakaian itu. Padahal menurut nya ini biasa saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Alana (SELESAI)
Teen Fiction"Kisah yang diawali dengan bahagia harus diakhiri dengan dukacita." Bertemu dengan Nathan adalah awal kebahagiaan Alana, satu-satunya cowok yang menemani nya dimasa-masa terpuruk. Cowok yang bisa menjadi hangat dan dingin dalam satu waktu ini mamp...