Pertemanan adalah awal dari segalanya
| | | | | |
“Aku gak suka yaa, kamu deket sama cewe tadi!” Adel mengomeli Radit, cowo tersebut hanya mengangguk mengiyakan.
“Iyaa, Del. Aku cuma--”
Adel berdecih. “Halah, biar kamu bilang cuman balas saapaan cewe tadi aku gak peduli. Apaan sih!?”
Kenzo dan Nathan menonton pertunjukan gratis, mereka melihat Adel mengomeli Radit dengan habis-habisan.
Kenzo menggeleng tidak habis fikir, seorang Radit yang biasanya banyak omong dan dicap sebagai mostwanted SMA Wikrama Abadi, menjadi ciut setelah berhadapan dengan Adelia Chandra. “Kalo dipikir-pikir, lucu juga si Radit lagi diomelin Adel. Jadi kaya anak kecil yang nunduk habis makan permen diam-diam!”
Nathan hanya tertawa kecil. “Jadi kalo ntar si Radit macem-macem lagi aduin aja sama Adel!” tambah Nathan. Kenzo semakin tergelak, Radit hanya bisa melirik kearah mereka berdua yang diujung sana tergelak menertawakan dirinya.
“...RADITTT...”
Radit segera melihat Adel, mengelus tangan Adel dengan lembut. “Iya, sayang..”
“Aku udah bilang cuman sebatas adek kelas dan temen doang!” bantah Radit.
“Awas yaa,” ancam Adel sambil menunjuk wajah Radit.
“Temen itu awal dari segalanya!” tambah Adel dengan nada masih kesal.
“Del!”
Adel menoleh, dia menatap Alana dengan wajah kesal. Alana melihat Radit sebentar lalu kembali melihat Adel. “Kenapa, Bu?” Alana berniat untuk menggoda Adel.
“Tau ah jadi gak mood.” Adel berjalan meninggalkan Radit. “Ehh!”
Setelah sepeninggal Adel, Radit berjalan dengan lunglai kearah kedua sahabatnya. Alana menganggaruk bingung dengan raut wajah Adel barusan.
Alana berjalan menghampiri dan duduk didepan mereka, “Tadi Adel kenapa sih?”
“Lo tadi gak ikut Tasya sama Adel sih, makanya gatau ceritanya,”
“Yaudah apa?”
“Lo tau, Xiera? Anak kelas 10 jurusan IPS?”
“Ohh, taulah gila kalo gue gatau.” tentu saja Alana tau, gadis yang bernama Xiera itu memang suka mengganggu hubungan orang. Pantas saja dia dicap sebagai plakor.
Kenzo memukul meja kantin, “Nah tau sendiri lo, pantes aja kan kalo Adel marah.”
“Marah ya marah, Ken. Lo tau gimana Adel marah, selalu ngomong putus anjerrr,” ucap Radit dengan dramatis.
Alana melirik Nathan yang melihatnya dengan wajah datar, “Apa?”
“Kalo gue masih jadi pacar lo, terus gue digodain kaya Radit tadi lo marah gak?”
Alana menaikan alisnya, “Menurut lo?”
“Kalo Alana yang diposisi Adel mah bakalan lebih parah!” tambah Radit melihat Alana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Alana (SELESAI)
Teen Fiction"Kisah yang diawali dengan bahagia harus diakhiri dengan dukacita." Bertemu dengan Nathan adalah awal kebahagiaan Alana, satu-satunya cowok yang menemani nya dimasa-masa terpuruk. Cowok yang bisa menjadi hangat dan dingin dalam satu waktu ini mamp...
