09. Papa

1.6K 77 1
                                    

---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---

Alana sedang duduk melamun, memikirkan tindakan nya tadi. 'Kita putus' apa Alana salah mengucapkan kata itu. Tidak, tidak Alana tidak salah. Itu malah benar, Alana juga capek berada didekat Dewa. Selalu di kekang, tidak boleh dekat ini, kamu harus ini, jauhin dia. Terlalu banyak syarat mencitai Dewa.

"Alana,"

Gadis itu tersadar dari lamunan nya, dan menghadap kearah kedua teman nya kini sedang berada didepan nya. Sesekali Alana tersenyum, memperlihatkan bahwa dirinya baik-baik saja.

"Gue tau lo pada mau nanya gue baik-baik aja kan!"

"Udahh tenang, gue mah baek-baek aja!" ujar nya dengan nada sombong, Adel mendorong kepala Alana.

"Sok tegar!" timpal Kania.

"Lah emang gue nggak apa-apa!" jawab Alana santai.

"Eh--ehh, Pak Jenggot mau masuk. Siap-siap!" ujar Udin teman sekelas Alana sekaligus Keamanan dikelas. Saat mendengar Pak Jenggot, semua murid yang asik mengobrol dan ada yang bermain hp berhenti dan duduk serapi mungkin.

Tidak lama Pak Jenggot--Atau Pak Aji, yang ciri khas nya dengan jenggot panjang nya. Termasuk guru Killer disekolah, yang menjabat sebagai wakil kepala sekolah ini memasuki ruangan kelas Alana. Pak Jenggot mengajar Seni Budaya. Ughh, Pelajaran kedua setelah olahraga yang tidak disukai Alana.

Untung saja Pak Jenggot dalam 5 hari hanya ada 1 kali masuk. Tapi itu pun membuat murid nya mengeluh.

Selama pelajaran Pak Jenggot Alana hanya diam dan mendengarkan sesekali dia memainkan pulpen dan mencorat- coret buku bagian belakang. Alana memikirkan Nathan yang tengah berada di UKS, sedang apa dia disana?

KRIING..KRIINGG..KRINGG..

Setelah jam istirahat berbunyi, Alana dan teman-teman langsung pergi ke kantin. Membeli makanan dan minuman untuk Nathan.

"Kan, gue ke UKS dulu ya. Nengokin Nathan, kasian dia!"

Adel mengangguk, "Nggak papa"

"Bae-bae lo, ntar suka!"

Alana mutar mata malas, "Dih, ngomong paan lu,"

Alana beranajak dari kursi dan pergi dari Kantin, dan menuju UKS. Saat di perjalanan menuju UKS, Bisikan demi bisikan para perempuan disepanjang koridor. Tentang Alana sudah putus dengan Dewa, sudah tersebar luas.

"Eh itu kan Alana kelas 12 IPA 3, yang pacar nya Dewa kan!"

"Bukan, bukan. Udah jadi mantan!"

"Ugh,, senang nya dia udah putus sama Dewa."

"Emang nggk cocok!

Mungkin seperti itulah, bisikan perempuan penggosip itu. Namun Alana tidak mau di masukan kehati, dia hanya diam dan tetap melanjutkan jalan nya.

Sesampai di UKS, Alana tidak menemukan Nathan. Ranjang UKS itu rapi. Dia panik, kemana Nathan, dimana cowok itu?

Tidak banyak pikiran Alana langsung berlari ke Rooftop, mungkin Nathan ada disana. Dan benar, dia sedang rebahan dikursi panjang. Sambil memejamkan mata nya, Alana menghela napas lega, saat melihat cowok itu ada disana. Perlahan-lahan Alana mendekati Nathan yang sedang tertidur.

"Sorry!" ucap nya tiba-tiba, membuat Alana terkejut.

"Huh, lo nggak tidur. Gue kire tidur!" Nathan merubah posisi menjadi duduk, lalu mempersilahkan Alana duduk disamping nya.

"Nih!" Alana memberikan roti dan segelas air mineral untuk Nathan.

Nathan tersenyum, lalu mengambil roti dan segelas air mineral ditangan Alana, "Makasih!"

"Sama-sama!"

Nathan segera membuka bungkus roti dan memakan nya, rasanya lebih enak, kalo ditemani sama Alana, batin Nathan.

KRIING...KRIING..KRING...

Suara telpon Alana memecahkan keheningan diantara mereka berdua.

"Telpon gue bunyi!" ujar Alana.

"Angkat lah," jawab Nathan.

Lalu Alana melihat nama sang penelpon, namun tidak ada nama nya. Alana ragu-ragu untuk mengangkat telpon nya.

Nathan terhenti saat Alana masih memandangi Handphone nya yang tengah berbunyi, "Di angkat jangan diliatin!"

"Nggak ada nama nya!" ujar Alana.

"Angkat dulu, baru lo tau nama nya!"

"Lah iya yak!"

Alana pun menggeser tombol answer.

"Halo, Alana. Ini papa nak!"

Alana yang tidak percaya dia menutup mulut nya, dengan hati kesenangan bahwa itu ayah nya.

"Papa? Serius ini papa?"

"Iya nak!"

"Papa kemana aja, Ana. Sama mama nyariin papa!"

"Maaf, Ana. Papa trauma dengan kepergian Luna, papa sedih!"

"Alana tau, tapi papa harus nya pulang. Mama juga sedih pah!"

"Maafin papa ya nak, hm.. Kamu belum pulang sekolah?"

"Belum pah!"

"Gimana kita, ketemuan di Restoran yang dekat kantor pos!"

"Boleh, ayo!"

"Papa tunggu ya, Al. Papa mau ngomongin sesuatu sama kamu!"

"Apa pah?"

"Nanti pas di Restoran!"

"Ah, papa buat. Ana, penasaran aja. Yaudah deh, sampai jumpa pah, love you!"

"Love you to, Sayang!"

Tut.

"Seneng banget kaya nya!" ujar Nathan, Alana sampai lupa bahwa disebelah nya ada Nathan.

"Sorry-sorry!"

"Bokap lo?"

Alana mengangguk, "Iya!"

"Bokap gue hilang kabar saat di Australia selama 3 bulan!"

"Sekarang dia ngajakin gue ketemu!"

"Padahal kan bakal ketemu juga dirumah, yakan!"

Nathan mengangguk, "bisa aja kan, bokap lo pingin banget ketemu sama lo!"

"Iya juga sih, udah lama juga"

KRIINGG..KRINGG..KRINGGG

"Eh, udah bel pulang. Turun yuk Nath!"

"Yukk"

Mereka pun turun bersama, mereka berpisah saat dilorong menuju kelas Alana.

Terlihat dikelas sudah hampir kosong, Kania dan Adel pun sudah tidak ada. Alana langsung mengambil tas, lalu pergi.


Tbc Gaess!!
Jangan lupa pencet 👉⭐ yaa!

Selamat membaca!!

Kisah Alana (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang