SEBELUM MEMBACA INI DIMOHON VOTE DAN SETELAH MEMBACA INI DIMOHON COMENT, DIMANA KESALAHAN AUTHOR!
PLEASE, UDAH MOHON-MOHON NIH. BIAR AUTHOR, UP, NYA RAJIN.
---
Dua minggu berlalu, tak terasa waktu berlalu cepat sekali. Adam dan Dena sudah pergi dari rumah Alana. Rumah Alana kembali seperti semula.
Sekarang Alana sedang bersama Adel dan Kania, mereka sedang di rumah Adel.
"Del." panggil Alana,
"Paan?" Adel masih sibuk dengan drama korea nya.
"Dengerin gue dulu!"
"Apa, Alana."
Alana mengarahkan kepala Adel kearah Kania yang sedang duduk diteras balkon kamar Adel. Sendari tadi dia hanya tersenyum - senyum seraya melihat kearah ponselnya.
"Kania kenapa ya?"
Adel mengeleng. "Stres kali,"
"Tapi, Del. Heran aja gitu, tumben - tumbenan tu preman senyum. Biasanya jarang banget, apa--"
Adel dan Alana saling bertatapan, lalu menutup mulut mereka seraya tertawa kecil.
"Jatuh cinta!" jawab Adel dan Alana bersamaan".
"Kesana," Adel mengode Alana dengan ide jahil nya. Alana juga mengangguk.
Mereka berdua mengendap - edap agar Kania tidak mendengar suara kaki mereka. Alana mengintip ponsel layar Kania. Tertulis disana nama nya ‘Brian’
"Brian," ucap Alana dengan mulut tanpa suara pada Adel. Adel hanya memangut - mangutkan kepala nya .
"Brian teh saha, Kan?" ucap Alana dengan nada tidak tahu - menahu seraya duduk didepan Kania.
"Brian? Brian siapa Al?" tanya Adel yang juga pura - pura tak tahu.
Sontak itu membuat Kania salah tingkah, handphone nya saja sampai jatuh kelantai. Lalu diambil kembali.
"M-mau tau aja lo."
Adel menatap Kania dengan mata menyelidik. "Kaya nya ada yang main rahasia - rahasian nih."
"Eh, nggak kok, enggak." sangah Kania dengan gelalapan.
"Terus kenapa senyum - senyum?"
Adel menarik kursi yang berada disebelah Kania, lalu duduk disebelah Alana. Kania menghela napas.
"Lo tau Brian. Anggota basket," Adel dan Alana masih ternganga, seolah - olah meminta penjelasan lebih rinci tentang Brian.
"Duhh, Brian Akbar. Cowok yang pernah hampir jadi pacar Alana."
Alana memekik. "Oh, iya gue tau. Nggak usah bahas masa lalu juga sih." ucap Alana sedikit kesal.
"Btw, bukan nya Brian itu anak nya dingin gitu ya." ujar Adel
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Alana (SELESAI)
Dla nastolatków"Kisah yang diawali dengan bahagia harus diakhiri dengan dukacita." Bertemu dengan Nathan adalah awal kebahagiaan Alana, satu-satunya cowok yang menemani nya dimasa-masa terpuruk. Cowok yang bisa menjadi hangat dan dingin dalam satu waktu ini mamp...