41. Nyokap lo udah gak ada

692 43 6
                                    

JANGAN LUPA APA? BACA BISMILLAH, TERUS APA? VOTE SAMA COMENTT

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

JANGAN LUPA APA? BACA BISMILLAH, TERUS APA? VOTE SAMA COMENTT.

---

Berbeda dengan suasana diruang UGD, diruang operasi Tasya terbaring lemah dengan banyak nya alat - alat. Dokter berkerja dengan keras untuk menyelamatkan nyawa Tasya.

Seorang suster masuk kedalam ruang operasi, "Dok, golongan darah AB kosong."

"Bukan nya ada 2 katong lagi?"

"Dua kantong terakhir itu sudah di pakai,"

Dokter itu mengangguk. "Sekarang kamu temui keluarga korban, mungkin diantara mereka ada yang golongan darah AB."

Suster tersebut keluar, dia menemui nya di UGD. Saat - saat berduka, suster itu masuk. "Dengan keluarga, pasien bernana Tasya?"

Mereka bertiga berbalik. "Saya, saya ayah nya." ucap Adam dengan cepat.

"Maaf, pak. Saat kecelakaan Tasya banyak kehilangan darah. Golongan darah Tasya AB, dan stok rumah sakit sudah kehabisan. Apa diantara kalian, ada yang bergolongan darah AB?"

"Saya, Su, saya AB." ucap Adam, air matanya masih mengalir dia syok.

Suster itu melihat kondisi Adam yang sedang tidak baik, "Maaf pak, bapak tidak bisa mendonorkan darah jika bapak sedang syok dan stres."

Gue AB, apa gue donorin aja. Kasian Tasya! Batin Alana.

"Saya AB. Suster bisa ambil darah saya." ucap Alana dengan serius.

"Oke ikuti saya," Alana melihat Adam dan Laras sejenak, lalu mengikuti Suster itu.

Sesampainya diruang pengambilan darah, Alana hanya memandangi Langit - Langit atap rumah sakit. Sedangkan suster itu sedang memasang alat - alat untuk mengambil darah Alana.

Sekitar 15 menit 'an, 3 kantong darah bergolongan AB sudah siap untuk Tasya. Alana mendudukan dirinya diatas rajang rumah sakit, badan nya terasa lemah. Mungkin banyak sekali darah yang terkuras.

Alana sudah diperbolehkan untuk keluar dari ruangan tersebut. Diluar sudah ada Adel dan Kania. Dia tidak tahu siapa yang mengabarinya.

"Adel, Kania? Kalian kok ada disini?"

"Nyokap lo ngabarin kita, bukan hanya gue kesini Nathan juga."

Alana melongo. "Terus, Nathan nya dimana?"

"Ruang operasi, nyokap sama bokap lo udah disana."

Alana mengangguk. "Yaudah, kesana yuk." Alana pun pergi menuju ruang operasi.

Sesampai disana, Nathan menyambut Alana dengan senyum. Dia menuntun Alana untuk dudul disebelah nya. Mungkin Nathan sudah tahu bahwa dia selesai mendonorkan darah nya.

Kisah Alana (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang