Dikasih kehilangan dulu baru mereka akan sadar betapa berharganya waktu —
----
Tinn..tinn...
Tatapan gadis yang tengah memasang sepatu diruang utama beralih melihat jendela, dia mengintip sebentar lalu berdiri dengan senyum kecil.
“Gue duluan, babay!!”
Tasya melihat Alana yang berjalan keluar, “Heh, Alana, bareng woii?!”
Tasya ikutan berlari keluar, “Gue bilang--”
Tasya memperlambat langkahnya ketika ingin menghampiri Alana, tatapan tidak suka menatap cowo yang menyapa Tasya dengan senyum, Nathan. Cowo itu datang untuk menjemput Alana.
“Mau apa lo?!” Tasya mengatakannya dengan tidak suka. Alana menabok pelan lengan Tasya, “Sya..”
Tasya maju beberapa langkah kedepan Alana, dia melipat tangannya memasang wajah garang. “Mau ngapain lo, nyakitin Alana lagi?”
“Belum cukup yang kemarin?”
Nathan menunduk dengan rasa bersalah, “Maaf, Sya..”
“Terua ngapain kesini?”
“Gue minta jemput, Sya.” jawab Alana yang berada dibelakang Tasya.
Tasya membalikan badannya dengan wajah kesal, “Guna nya gue, lo dan mobil apa. Gue bisa bawa mobil, lo juga bisa kenapa minta jemput dia?” ucap Tasya sambil melirik Nathan.
“Kan Nathan udah minta maaf, Sya. Gue juga udah nggak papa,” Alana menampilkan wajah memohon agar Tasya luluh.
Tasya beralih melihat Nathan, “Eh, Nathan. Gue tandain muka lo yaa, awas sekali lagi lo coba-coba nyakitin Alana. Lo habis ditangan gue!!”
Nathan bernapas lega, “Iya, Sya.”
“Dahlah,” Tasya langsung melangkah pergi kearah mobil.
“Nih..” Nathan menyodorkan helm pada Alana.
Alana mengambil helm itu dan naik keatas motor, lama Alana menunggu motor itu tidak jalan-jalan saja.
Alana menoleh, “Kenapa belum jalan, Nath?”
“Bensin nya abis, Al!”
Alana melototkan matanya, “Yah, Nathan...” keluh Alana.
“Terus gimana?” tanya Alana.
Nathan sedikit terkekeh, ”Gini,” Nathan menarik kedua tangan Alana untuk memeluknya, lalu dengan segera menyalakan motornya.
“Kalo pake bensin ini selamanya juga gabakal habis,”
Alana memukul pelan Nathan, “Dasar, ayo jalan!”
Nathan menjalankan motornya, pelukan Alana semakin erat. Nathan kembali bisa melihat wajah Alana dari kaca spion, gadis yang menaruh dagunya diatas pundak Nathan sambil tersenyum itu terlihat lucu ketika memakai helm yg kebesaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Alana (SELESAI)
Подростковая литература"Kisah yang diawali dengan bahagia harus diakhiri dengan dukacita." Bertemu dengan Nathan adalah awal kebahagiaan Alana, satu-satunya cowok yang menemani nya dimasa-masa terpuruk. Cowok yang bisa menjadi hangat dan dingin dalam satu waktu ini mamp...