--
Setelah mengambil mobil diparkiran, Alana langsung meluncur ke--Restioran kata papa nya tadi. Saat mendengar Papa nya ada di jakarta, Alana sangat senang. Sampai membuat dia lupa dengan yang terjadi saat ini.
30 menit kemudian sampailah di Restoran, Alana langsung masuk dan mencari sosok papa nya. Alana kesusahan, saat ini Restoran sangat ramai.
"Alana!"
Teriak seorang laki-laki paruh baya, yang duduk dimeja nomor 12. Mata Alana berbinar-binar saat melihat, Adam--Papanya. Alana segera berlari dan memeluk papa nya.
"Alana kangen papa!"
"Papa juga!"
Papa nya melepaskan pelukan, lalu mengajak Alana duduk. Mereka melepas kerinduan disana.
"Kamu pesen apa, nak!" Alana masih melihat-lihat menu makanan.
"Orange jus aja deh pah, ntar kalo mau makan. Alana bisa pesen sendiri kok."
"Oh yaudah, mbak saya steak sama orange jus 2 ya!" Waiters mencatat dan pergi, Alana kembali melanjutkan pembicaraan mereka. Jika ditanyakan perasaan Alana saat ini, dia pasti akan menjawab sangat senang!.
15 menit berlalu, waiters membawakan pesanan Alana dan papa nya pesan.
"Makasih, mbak!" ujar Alana, lalu dia menyerumput minuman nya.
"Oh iya, bukan nya papa mau ada yang diomongin sama. Ana!" Adam berhenti minum dan menatap wajah Alana dengan wajah ragu.
"Tapi, Ana. Jangan marah ya!"
Alana menyerit binggung, "Iya apa, papa bikin kepo. Ana, aja"
Alana kembali meminum orange jus pesanan nya, "Gimana mau marah, papa aja belum cerita-"
"Mas Adam!"
Alana menatap wanita kisaran umur 42--an, dia memanggil nama papa nya. Adam segera berdiri dan mempersilahkan wanita itu duduk disamping nya, papa nya memperlakukan wanita itu sangat spesial bagi nya.
Alana masih binggung, siapa dia? Siapa wanita ini? Kenapa dia sangat akrab dengan Adam?
Wanita itu tersenyum pada nya, Alana hanya tersenyum kikuk pada nya.
Wanita itu mengulukan tangan nya, "Hai Alana, saya Dena!" Alana mengulurkan tangan, bersalaman dengan sopan pada wanita bernama Dena itu.
Kok dia tau nama gue, batin Alana.
Alana mulai mengode pada Adam, dengan dagu terangkat. Bertanya siapa dia. Adam hanya bisa menarik napas, seperti nya Alana juga harus tahu semua ini.
"Alana, kamu sudah besar. Nak, kamu patut tahu semua nya?"
"Maksud papa?"
Adam memegangi tangan Alana dan mengelus nya lembut, "Papa sayang Razkel kaka kamu, Luna, kamu dan mama juga!" Alana semakin binggung.
Adam juga memegangi tangan Dena, Alana sontak kaget. "Pa-"
"Dia mama kamu juga, Ana!" ucap Adam, wajah Alana berubah menjadi pucat. Rasanya aneh, bagitu sakit. Sangat sakit, lebih sakit dari pada saat putus dengan Dewa.
Alana tertawa, tidak percaya dengan semua ini. "Ohh, jadi ini sebab papa. Ninggalin Ana, sama Mama di jakarta"
"Ana-" ucap lirih Adam, Alana melepaskan tangam nya yang dipegangi Adam.
"Bisa-bisa nya papa selingkuh sama dia" Alana melirik Dena yang tenang duduk melihat peserteruan kedua ayah dan anak.
"Papa tau, Mama depresi saat kehilangan Luna. Mama selalu nungguin papa diluar, sampai-sampai. Dia rela ketiduran, papa nggak tega"
Air mata Alana tak kuasa menahan rasa sakit yang sudah Alana pendam selama ini, dia menangis didepan umum.
"Maafin papa, Ana. Papa juga sayang sama tante Dena"
"Maaf? Kesalahan papa nggal cuma satu, banyak pah. Sekarang papa udah nikah sama wanita ini, tanpa sepengetahuan mama!"
"Huuhh, Alana mau tau. Gimana reaksi mama kalo tau ini. Mungkin jauh lebih sakit dari Alana rasakan saat ini"
"Alana-"
Alana berdiri dan mengambil tas nya, Adam segera berdiri dan mencegah tangan Alana.
"Papa bukan ayah yang baik, maupun suami. Seseorang sedang menunggu papa dan papa bersama wanita lain. Nggak ada wanita yang ingin di duakan pah, semua wanita mau yang pertama akan terus menjadi yang pertama" Mata Alana memerah, Adam hanya bisa mendengarkan sesekali tertuntuk.
"Alana benci papa!" setelah mengajatakan itu, Alana pergi berlari.
"ALANA." Adam berteriak, dia pun ikut menyusul Alana yang berlari keluar, namun Adam terlambat gadis kecil nya sudah masuk kedalam mobil.
Didalam mobil Alana menangis sejadi-jadi nya, hati nya rapuh. Saat mendengar kabar papa nya ada di jakarta, Alana sangat senang. Namun sayang rasa senang berubah menjadi sakit, rapuh, kecewa. Saat mendengar kata yang masuk ke dalam telinga Alana dan menusuk hati Alana.
Dia juga mama kamu, Ana
Papa juga sayang sama, Dena
Alana semakin kalut dengan emosi nya, dia mengendarai mobil dengan kencang, sampai-sampai ingin menabrak gerobak bakso.
"Lunaa!" lirih Alana didalam mobil, menyebut nama Aluna.
Tidak lama hujan lebat turun, dan pas sekali Alana sudah berada didalam kompek perumahan nya. Saat berada didepan gerbang rumah nya, Alana mengambil tisu untuk menghapus air mata nya, lalu turun membiarkan mobil diluar.
"Neng, Alana. Aduhh basah gini euyy!" ucap Bi Yuni.
"Hayu masuk,"
"Oh iya bi, nih kunci mobil. Suruh Pak kamsi buat masukin mobil kedalam!" Bi Yuni mengangguk, lalu melihat mata Alana yang memerah.
"Neng, Ana. Habis nangis ya?" Alana menggeleng, lalu masuk kedalam. Alana sudah mendapati Laras yang duduk diruang keluarga, menatap Alana yang basah.
Laras mendekati Alana, "Kamu putus sama Dewa?" pertanyaan yang pertama kali Alana dengar, dia kira mama nya akan bertanya yang lain.
Alana mengangguk, "Maaf!"
Laras menatap Alana lembut, "Nggak papa sayang!"
"Pasti papa nya Dewa udah mutusin kerja sama diperusahaan kita kan?"
Laras menggangguk, "Nggak papa lah!"
"Emang masalah apa sih?"
"Nanti aja cerita nya ya mah, Alana capek!"
"Yaudah kamu mandi dulu, udab basah kuyup gini." Alana hanya mengangguk lemah.
Rasa sakit saat melihat senyum mama nya yang mulai membaik, rasa nya tidak tega. Saat mengetahui suami nya bersama wanita lain, rasa nya akan begitu sakit.
Takdir yang begitu menyakitkan, datang pada keluarga Alana. Sudah harus kehilangan anak/saudara, dan mengetahui bahwa Adam sudah mempunyai istri baru. Nanti apa lagi?
Ya tuhan, saya tidak pernah minta apa pun dari mu. Selain kebahagiaan, terutama untuk keluarga saya. Mungkin cobaan yang sedang saya dan keluarga saya hadapi sangat berat. Beri saya selalu kekuatan, batin Alana saat menaiki anak tangga yang menuju kamar nya.
Tbc😘
Jangan lupa Votment ya!!
Love you All😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Alana (SELESAI)
Ficțiune adolescenți"Kisah yang diawali dengan bahagia harus diakhiri dengan dukacita." Bertemu dengan Nathan adalah awal kebahagiaan Alana, satu-satunya cowok yang menemani nya dimasa-masa terpuruk. Cowok yang bisa menjadi hangat dan dingin dalam satu waktu ini mamp...