45. Break up

376 22 3
                                    

“Hati gue bukan tempat persinggahan untuk orang yang lagi berusaha move on

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Hati gue bukan tempat persinggahan untuk orang yang lagi berusaha move on.” –Alana

---

Tasya menampar pipi Nathan. "Bisa - bisa nya lo, ya! Kalo nggak sayang sama Alana. Udah putusin dia, jangan biarin Alana kaya gini."

Nathan memijat pelipis nya. "Maksud gue nggak gitu, Cha.”

Alana menghampiri Tasya, lalu menarik paksa tangan Tasya untuk pergi dari tempat ini. "Udah, ayo pulang Cha."

Tasya melepaskan paksa tangan Alana yang tengah menarik nya. "Lho.., kok lo gini sih Al?"

Nathan meraih tangan Alana, gadis itu memberotak. Alana menangis, untuk kedua kali nya. Alana harus merasakan rasa sakit yang sama dengan orang yang berbeda. "Lepasin, Nath!" ucap Nathan.

"Aku bisa jelasin."

Alana menghempaskan tangan Nathan, lalu menatap nya dengan tatapan tajam. "Jelasin apa hah? Seharunya dari awal gue sadar, kalo lo masih sayang sama cewek lo yang menghilang itukan."

Hati Alana benar - benar hancur, dia hanya bisa menangis. Jelas Alana kecewa, orang yang benar-benar Alana sayang saat ini telah membuat nya menangis.

“Hati gue bukan tempat persinggah untuk orang yang yang lagi berusaha move on!” Nathan rasa nya tertohok dengan ucapan Alana barusan.

"Seandainya lo jadi gue, lo bakalan sama kaya gue. Al. Nggak secepat itu ngelupain orang yang kita sayang, apalagi yang udah lama sama kita dan dia juga mir-"

Alana bangkit dia menatap Nathan, manik mata mereka berdua bertemu. Mata Alana penuh air mata bertemu dengan mata yang tegas dan lembut, desiran hangat terus hadir di hati mereka masing - masing.

"Kalo gitu kenapa dari awal lo nembak gue? Kalo ujung - ujung nya kaya gini, Nathan?"

"Ya, karena dari itu. Mungkin dari gue nembak lo, gue bisa lupain dia. Walau itu pelan - pelan dan saat itu juga gue sayang sama lo, Al."

Alana semakin menangis, Langit dia masih terduduk dibawah melihat sosok Alana yang galak menangis. Tasya juga hanya bisa diam dibelakang Alana.

Perlahan Alana melepaskan tangan Nathan, menatap Nathan dengan tatapan kecewa.

"Sekarang kita masing - masing aja dulu, Nath." ucap Alana dengan ragu-ragu, wajah Nathan berubah menjadi binggung.

"Maksud nya?"

"Mungkin kita masih butuh waktu, masih banyak yang harus kita perbaiki."

Kisah Alana (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang