"Kisah yang diawali dengan bahagia harus diakhiri dengan dukacita."
Bertemu dengan Nathan adalah awal kebahagiaan Alana, satu-satunya cowok yang menemani nya dimasa-masa terpuruk.
Cowok yang bisa menjadi hangat dan dingin dalam satu waktu ini mamp...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Selesai? Bagaimana jika cerita yang dimulai dengan kebahagiaan berakhir dengan menyedihkan, apa itu namanya selesai?"
-----
Adelia keluar dengan wajah melongo sambil membawa papan ulangan, dia duduk berjalan menghampiri Alana, Tasya, dan Kania yang menunggunya didepan kelas.
Adel menggeleng kecil, "Pasrah gue sama nilai," kata Adel dengan pilu.
Alana mengela napas kecil, "Santai, hari ini udah hari terakhir ulangan!"
"Mata lo santai, Alana Priscilla!?" delik Adel. Seandainya mereka tahu bagaimana usaha Adel dalam ulangan selama beberapa hari ini.
"Lo sih kebanyakan main sama, Kak Radit!" tambah Tasya.
"Kok pacar gue disalahin?"
"Lah emang iya, pacaran aja, gatau lagi ulangan." Kata Kania.
Alana mendesis kecil mendengar teman-teman nya memojokkan Adel, "Heh udah!!" lerai Alana, "Makanya otak dipakai buat ingat rumus bukan ingat janji manis, sistur!?" lalu Alana berlari sambil menarik Tasya.
Adel menekuk bibir bawahnya, "Aaaa, jahat banget sii!!"
Adel melihat Kania yang melihatnya dengan wajah datar, lalu berjalan mendahului Adel. "Kan.." rengek Adel.
"Berisik!"
🌥️🌥️🌥️
"Dahh!!" kata Alana diatas motor bersama Nathan. Tidak lama motor itu jalan.
"PULANG NYA JANGAN SORE-SORE YAA, NATHAN BAWAIN GUE NASGOR DUA PORSI!!" teriak Tasya dengan suara lantang. Alana hanya lidahnya sesaat ketika menoleh kebelakang.
"Mau kemana kita tuan putri?" tanya Nathan, Alana meletakan dagunya diatas bahu Nathan. Senyum nya tertukir indah ketika melihat Wajah Nathan dari kaca spion.
"Kemana aja asal sama, Nathan!" jawab Alana.
"Jalan-jalan dulu kalo laper baru ke warung Bu Rahma, gimana?" tanya Nathan, Alana mengangguk mengiyakan.
Nathan mengambil tangan Alana dan melilitkan dipinggangnya, "Mau habis bensin soalnya,"
Alana yang paham dia semakin erat memeluk Nathan, "Udah penuh belum?"
Nathan tersenyum smirk, "Kepenuhan!" lalu dia menancap gas dengan kecepatan sedikit tinggi.
Sesampai di warung Bu Rahma, dia langsung memesan nasi goreng. Sampai dia hapal dengan nasi goreng pesanan, Nathan, tanpa kol dan bawang goreng diatasnya.