JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMEN YAA, BIAR AKU SEMANGAT BUAT UP!!!
---
"Adel, lo sumpah buat gue malu aja." ucap Alana seraya menempelkan kedua tangan kewajah nya.
Adel hanya tertawa. "Sumpah, Al. Gue suka liat wajah lo yang blushing itu. Haha."
"Seandainya Kania hari ini masuk, bisa-bisa dia jitakin lo." ucap Adel. Alana hanya mendengus kesal.
Tiba-tiba, Nathan datang bersama ke-3 teman nya. Alana masih tak sadar, dia masih cemberut karena Adel.
"Halo epri badeh!" ucap Ken, seraya duduk disebelah Alana tanpa izin. Alana kaget.
Kemudian, Nathan mengisyaratkan pada Kenzo untuk pergi. Kenzo hanya menurut.
"Tau nih, si Kenzo. Orang mau pacaran!" ucap Adel, Alana mencubit pergelangan tangan Adel.
"Awh, sakit Al."
"Biarin, lo nyebelin."
"Kan lo berdua jadian nih, pajak jadian nya mana?" tagih Iki, dengan tangan meminta. Ken yang bersebelahan dengan Iki, juga mengikuti gaya meminta.
Nathan tertawa kecil. "Pesen makanan, sepuass lo," ucap Nathan. Tidak lama Iki dan Ken, segera berlari ke- stand makanan mereka yang mau.
"Gue nggak?" tanya Adel pada Alana."
"Ambil!" jawab Alana dengan santai, sesekali melirik Nathan.
"Yeee, yu Dit. Eh, lo berdua mau di pesenin segala nggak?" tanya Adel.
"Boleh deh, gue baso aja."
"Gue kaya biasa."
"Kaya apa?" tanya bodoh, Adel.
"Aku tau, yaudah yukk!" jawab Adit, karena makanan kesukaan Nathan adalah nasi goreng. Lalu mereka pergi.
"Lo cantik!" bisik Nathan, yang masih menatap kedepan.
Alana menyerit. "Lo mau jadi Dilan?"
"Nggak, Dilan ya Dilan. Gue ya, gue."
"Tapi itu kata-kata Dilan."
"Tapi sekarang itu jadi kata-kata, gue."
Alana menghadap kepada Nathan. "Gimana sih?" Alana sama sekali tidak paham.
"Dilan bilang 'kamu cantik' sama Milea, kalo Nathan bilang 'lo cantik' sama Alana. Alana ya Alana, bukan Milea."
Alana tertawa, mendengar kegaringan Nathan. "Lo garing, Nath."
"Biarin. Gue cuma nggak mau jadi Dilan!"
"Lho, kenapa? Bukan nya Banyak ya yang mau jadi Dilan. Yang bisa kenal Milea, bisa mencintai Milea-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Alana (SELESAI)
Teen Fiction"Kisah yang diawali dengan bahagia harus diakhiri dengan dukacita." Bertemu dengan Nathan adalah awal kebahagiaan Alana, satu-satunya cowok yang menemani nya dimasa-masa terpuruk. Cowok yang bisa menjadi hangat dan dingin dalam satu waktu ini mamp...