Kenalan

10.2K 519 5
                                    

Jagalah hati ini dari cinta tanpa pernikahan, dan pernikahan tanpa cinta.

-Aisyah Familah Isma-

***

Seperti biasa Aisyah kembali bekerja. Usai menyelesaikan pekerjaan dirumahnya sendiri. Pagi-pagi sekali gadis itu sudah berangkat.

Sesampainya dirumah majikannya lantas Aisyah mengerjakan tugasnya–– membereskan rumah bak istana itu seorang diri.

Setelah memastikan pekerjaannya selesai dilantai bawah, ia bergegas menuju lantai atas.

Sembari bekerja bibir Aisyah terus menyenandungkan sholawat, dan tanpa ia tahu lantunan sholawatnya membuat seseorang ikut menikmati.

"Astaghfirullah,"Pekik Aisyah tanpa sadar. Ia begitu terkejut saat membalikkan badan mendapati sosok lelaki yang tengah bersadar dipintu seraya memejamkan mata.

Mendengar pekikan bernada terkejut, lelaki yang tak lain adalah Hanif lantas membuka mata dan pandangan mereka bertemu beberapa detik.

"Maaf kalau saya buat kamu kaget," Kata Hanif menyesali perbuatannya.

Aisyah terlihat mengibaskan tangannya. "Mm––Tidak apa-apa." Balas Aisyah. Dalam hati ia merutuki dirinya sendiri yang tiba-tiba jadi gugup.

Lantas Hanif tersenyum. Dan tanpa diminta Aisyah membalas senyuman itu.

Tanpa Aisyah sadari senyumnya itu mampu menghipnotis lelaki yang ada dihadapnya.

Hanif tertegun beberapa saat. Senyuman Aisyah sungguh indah, mampu membuat perasaan tak biasa merasuki perasaan Hanif.

"Kalau begitu saya permisi, kembali bekerja."Izin Aisyah sopan. Walau bertemu secara langsung sebelumnya, Aisyah tahu jika lelaki ini adalah putra dari majikannya otomatis lelaki ini juga majikannya, bukan?

"Eh, tunggu dulu."Cegah Hanif. Ia berdesis pelan saat menyadari apa yang barusan ia lakukan.

"Anda butuh sesuatu?"Tanya Aisyah.

"Hah? Oh enggak, saya nggak butuh apa-apa."Jawab Hanif gugup.

Ya Allah, kok jadi gugup gini sih? Batinnya berbisik.

Kedua alis Aisyah menyatu. Heran.

"Nama kamu siapa?"Entah keberanian dari mana Hanif dapatkan sehingga berani berkenalan dengan gadis dihadapannya. Seumur-umur baru kali ini ia yang memulai perkenalan dengan wanita biasanya sebaliknya.

Meski sedikit bingung Aisyah menyebutkan namanya. "Nama saya Aisyah Familah Isma,"

"Aisyah?"Ulang Hanif.

Aisyah mengangguk pasti.

"Nama yang cantik. Secantik pemilik namanya,"Gumam Hanif sembari tersenyum sendiri ketika teringat senyuman Aisyah yang sangat indah.

Hanif benar-benar sudah gila!

"Maaf, Tuan. Tadi anda bilang sesuatu?"

Tersadar dari ketidakwarasannya Hanif memukul pelan bibirnya yang asal bicara saja.

Melihat tingkah aneh Hanif membuat Aisyah benar-benar bingung. Terbesit pertanyaan, kenapa? Dalam kepalanya.

"Oh enggak, saya nggak bilang apa-apa kok."Balas Hanif seraya tersenyum kikuk. "Oh iya perkenalkan juga nama saya Hanif Bagaskara. Terserah mau manggil apa,"Sayang juga boleh. Eh Astaghfirullah. Lanjut Hanif dalam hati.

Air mata Aisyah [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang