Kebenaran

5.5K 346 8
                                    


Hari bergulir begitu cepat. Kini tiba saatnya bagi Dian menge-sahkan Renata sebagai istrinya. Setelah menjalani proses yang cukup panjang, dan hari ini akan menjadi hari paling bersejarah bagi Dian maupun Renata.

Akad nikah dilangsungkan dikekediaman Renata sendiri, yang dimana hanya dihadiri oleh beberapa keluarga terdekat baik dari pihak Dian ataupun Renata. Namun sayangnya hari dimana yang sangat bersejarah ini ada satu orang yang tak bisa hadir ditengah kebahagian Dian dan Renata. Aisyah.

Sebab Aisyah sudah berangkat tiga hari yang lalu ke Jerman untuk menjalani serangkaian pengobatan.

"Saudara Ardiansyah Isma, bin Fargiansyah Isma. Saya nikahkan dan kawinkan, kau dengan putri kandung saya yang bernama Renata grasia, binti Hery Gradistion dengan mas kawin emas seberat 250gram dan seperangkat alat solat dibayar tunai."

"Saya terima nikah dan kawinnya Renata grasia, binti Hery gradistion dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."

Dengan satu tarikan nafas Dian mengucapkan ijab atas Renata dengan lancar.

"Bagaimana saksi?"

"Sah!"

"Sah!"

"Sah!"

Dian mengusap lembut kedua tangan pada wajah seraya mengucapkan Hamdalah.

Sedangkan, didalam kamar air mata bahagia tak kuasa Renata tahan kala suara lantang milik Dian bergema mengucap qobul untuk dirinya.

Saat itu juga ridho yang dulu ada pada kedua orang tuanya telah digantikan oleh Dian, dan baktinya-pun juga telah berpindah pada Dian yang kini telah berganti status menjadi suaminya.

"Selamat ya. Sekarang surga kamu ada pada Dian, patuhi perintah suami kamu. Doa Mama selalu bersama kamu."Karin memeluk anak semata wayangnya.

"Insya Allah, Ma. Terimakasih atas semua yang Mama dan Papa lakukan untuk Rena,"Renata membalas pelukan hangat Mamanya.

"Kita sekarang ke bawah, yuk. Dian pasti udah nungguin istrinya yang cantik ini."

Dengan rona merah diwajah, Renata mengangguk setuju atas ajakan Mamanya.

Renata terlihat sangat anggun dan cantik mengenakan gaun pernikahan syar'i berwarna putih begitupun juga dengan Dian yang terlihat semakin tampan mengenakan jas senada dengan gaun Renata. Pilihan Aisyah.

Sesampai disamping Dian perasaan Renata semakin tak karuan. Sampai saat ini ia belum percaya pertemuan singkatnya dengan Dian membawa mereka hingga pada jenjang ini.

Dian meraih tangan Renata lalu melingkarkan sebuah cincin dijari manis Renata. Renata-pun melakukan hal yang sama, setelah itu Renata mencium punggung tangan Dian sebagai tanda rasa hormatnya.

Jantung Dian bekerja dua kali lebih cepat dari biasanya saat merasakan benda kenyal menyentuh punggung tangannya. Untuk pertama kalinya bagi Dian menyentuh tangan seorang wanita selain, Ibu, Bunda, dan juga Adiknya.

Pasangan yang baru saja berganti status menjadi suami-istri tersebut mulai menandatangani buku nikah mereka.

Tak ada gelaran resepsi seperti pernikahan pada umumnya. Karena hal itu sesuai keinginan Renata sendiri.

Setelah mengobrol-ngobrol dengan keluarga, kini kedua pengantin baru tersebut sudah berada didalam kamar Renata.

Dengan perasaan canggung, Renata mencoba membuka perbincangan.

"Mas, gak mau mandi dulu?"Renata meremas jarinya sendiri, ia sangat canggung.

Dian yang tadinya sibuk membuka jasnya, lantas menoleh pada Renata.

Air mata Aisyah [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang