"Kak Hanif?"Panggil Aisyah.
Tak ada sahutan
"Kak Hanif?"Panggil Aisyah lagi
Masih tak ada sahutan.
"Kak Hanif, kemana ya?"Gumam Aisyah sembari mencari keberadaan suaminya.
Pandangan Aisyah menyapu setiap penjuru rumah mencari keberadaan sang suami. Namun tak ditemukan.
"Kak Hanif?"Aisyah mencari Hanif diruang kerja, tapi sipemilik ruangan itu juga tak ada didalam sana.
"Kemana ya? Biasanya kalau mau jalan selalu bilang dulu,"Gumam Aisyah seraya menutup kembali pintu ruang kerja suaminya.
Untuk itu Aisyah memilih duduk disofa, dan menggetikkan sesuatu diponsel.
Kakak kemana?
Send
Aisyah mengirimi suaminya sebuah pesan singkat.
Selang beberapa detik terdengar suara Hanif yang mengucapkan salam. Aisyah buru-buru beranjak dari tempatnya untuk menghampiri sang suami.
"Kakak dari mana?"Tanya Aisyah khawatir.
Hanif tersenyum. "Jawab salam dulu, sayangku."
"Wa'alaikumsalam."Balas Aisyah. "Kakak dari mana?"Ulangnya seraya memperhatikan sebuah kantung plastik berlogo salah satu supermarket yang Hanif tenteng.
"Dari supermarket."Jawabnya sembari merangkul bahu Aisyah berjalan menuju ruang keluarga.
"Supermarket? Kakak habis beli apa? Kenapa gak ngajakin Aisyah juga?" Aisyah memanyunkan bibirnya.
Hanif terkekeh tampan. Lalu menyodorkan kantung plastik itu pada Aisyah.
"Susu hamil?"Ucap Aisyah melihat susu hamil berjumlah lima kotak didalam sana.
"Tadi pas kakak kedapur, kakak gak sengaja liat susu Aisyah tinggal dikit. Yaudah deh kakak insiatif buat beliin,"Jelas Hanif seraya memainkan hijab Aisyah.
"Kenapa gak ngajakin Aisyah sekalian? Aisyah juga mau jalan-jalan,"Sungutnya.
Hanif menyingkirkan belanjaannya, lalu menarik Aisyah untuk bersandar didadanya, dan menjawab.
"Kan, tadi Aisyah lagi tidur, mana tega kakak bangunin."Seketika rasa kesal Aisyah menguap begitu saja.
Suaminya itu memang sangat manis. Pikir Aisyah sambil tersenyum-senyum.
"Kenapa senyum-senyum sendiri?" tanya Hanif penasaran.
"Senyumkan ibadah, apa lagi didepan suami."Jawab Aisyah santai.
Hanif mengangguk saja.
"Oh iya?"
"Kenapa, kak?"Tanya Aisyah sambil mendongak.
"Tadi Ibu telfon, kakak."Ucap Hanif. Ya saat disupermarket tadi ia mendapat telfon dari Ibu mertuanya.
"Ohya? Ibu bilang apa?"Tanya Aisyah antusias.
"Ibu bilang kalau minggu depan mau ke-Jakarta bareng Ar sama Ir. Tapi langsung kerumahnya abang, nah Ibu minta nanti kita kesana."Ujar Hanif tangannya sibuk membuka hijab istrinya.
Mata Aisyah terlihat berbinar-binar mendengar jika Ibu dan adik kembarnya akan datang. Sungguh Aisyah merindukan mereka.
"Kak Ale juga ikut ke-Jakarta, kan?"Dari sekian banyaknya pertanyaan, kenapa harus pertanyaan itu yang Aisyah tanyakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Air mata Aisyah [Selesai]
RomanceWarning!!! Banyak adegan UwU ⚠Awas Baper⚠ • • • • • Dia mempertemukan, Dia yang menyatukan, dan Dia juga pula yang memisahkan. Begini jalan takdir kita... • • • • • "Ya Allah, ampuni mata hamba yang telah menatap pria yang tidak pantas untuk hamba...