Demi Aisyah

5.9K 322 11
                                    


"Gi, tadi gue liat sepupu lo di airport?" Reygan menginformasikan, dan masih fokus menikmati minumannya.

Regi yang sibuk bermain ponsel langsung menatap Reygan. Terkejut.

"Maksud lo, Hanif?"Tanya Regi memastikan.

"Emangnya lo punya sepupu selain Hanif?"Alih-alih menjawab, Reygan malah balik bertanya.

Regi mencebik. Terkadang hal seperti ini yang membuatnya jengkel pada Reygan. Ditanya malah balik bertanya.

"Ya gak ada sih."Kata Regi berusaha bersabar menghadapi satu sahabatnya ini.

"Nah, yaudah."Balas Reygan terkesan cuek.

"Lo tau Hanif ngapain ke sana?"Tanya Regi berubah serius.

Reygan mengedihkan bahunya. Tidak tahu. "Mungkin nyariin Dian?" Tebaknya asal-asalan. Namun sayangnya benar.

"Tapi dia kan gak tahu kalau hari ini Dian bakal ke airport."Bantah Regi, setahunya semalam tidak ada satupun diantara mereka yang menyinggung keberangkatan Dian hari ini.

Lalu Hanif tahu darimana?

Reygan mengangkat bahunya, berpura-pura tidak peduli. Padahal ia juga penasaran.

"Kan, gak mungkin kalau Dian yang ngasih tahu. Semalem aja Dian udah kaya mau bunuh Hanif."Regi mengeluarkan pemikirannya.

Reygan hanya diam, tak ada niatan untuk menimpali.

"Tadi lo liat Hanif ngapain disana?"Saking penasarannya ingin mengetahui apa yang Hanif lakukan diairport Regi sampai menyimpan ponselnya diatas meja.

Seluruh perhatiannya ia berikan untuk menatap Reygan.

"Cuman duduk doang."Jawab Reygan jujur. Memang tadi ia melihat Hanif sedang duduk disana.

Regi mengernyit. Hanif datang jauh-jauh keairport cuman untuk duduk?
"Nggak lo samperin?"Tanyanya.

Reygan menggelengkan kepalanya. Lalu menatap Regi, serius.
"Nggak tahu kenapa, gue juga ikutan kesel sama Hanif karena dia ngataian Aisyah wanita penipu."Ungkap Reygan dengan jujur. Kedua tangannya yang ada diatas meja terkepal kuat menahan gejolak aneh didadanya, saat ucapan Hanif kembali terngiang-ngiang ditelinganya.

Regi memandangi wajah sahabatnya yang memang terlihat berbeda dari sebelumnya.

"Gue gak nyalahin Dian yang bersikap seperti itu. Dian berhak marah, lagipula kakak mana yang gak marah saat adiknya dituduh atas apa yang gak pernah dilakuin? Gue aja yang denger Aisyah dituduh kaya gitu sakit hati, lalu apa kabar hati Aisyah? Pasti dia sedih banget, tapi gue tahu banget Aisyah perempuan yang kaya gimana. Dia cuman nangis diem-diem, biar orang disekitarnya gak khawatir."

Sambil bercerita Reygan mengaduk-aduk minumannya tanpa minat. Seketika rasa hausnya hilang kala membayangkan Aisyah menangis dalam diam.

Gadis itu selalu berusaha untuk terlihat tegar didepan orang-orang sekitarnya, namun ia kenal betul Aisyah wanita seperti apa.

Sedangkan Regi mengangguk-anggukan kepalanya. Apa yang dikatakan Reygan memang benar.

"Btw, lo ngapain keairport bukannya hari ini lo gak ada jadwal penerbangan."Regi mengalihkan pembicaraan saat merasakan aura disekitar mereka terasa berubah.

Ditanyai seperti itu membuat Reygan jadi salah tingkah. Apalagi saat melirik Regi yang nampak tengah menatapnya, menunggu jawaban.

Regi yang Melihat gelagat aneh Reygan, menyimpulkan jika ada sesuatu yang telah Reygan lakukan. Pasti ada hubungannya dengan Aisyah. Ia yakin sekali itu.

Air mata Aisyah [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang