Kenyataan

5.7K 305 11
                                    


Aisyah duduk termenung diatas gazebo seraya menatap lurus kedepan.

Didalam rumah suara Dian menggelegar memanggil namanya berulang-ulang kali sama sekali tak membuyarkan lamunannya.

"Aisyah?!"Panggil Dian, saat mendapati adiknya ada ditaman belakang.

Namun panggilannya sama sekali tak digubris, jangankan menjawab menoleh saja tidak.

Lantas hal itu membuat Dian bertanya-tanya. Ia berjalan mendekati sang adik matanya nyaris tak berkedip saat menatap adiknya yang berada kurang lebih tiga meter darinya.

"Dek?"Dian berjongkok dihadapan Aisyah, seraya menggengam tangan sang adik.

Berhasil.

Aisyah tersadar dan menatapnya.

Namun,

Ada yang berbeda dari tatapan itu,

Tatapan yang menyiratkan kesedihan.

Itu yang Dian lihat.

"Kenapa, hm?"Tanya Dian lembut.

Aisyah tak menjawab.

Akan tetapi mata itu masih terus menatapnya.

Dian mengernyit bingung. Apalagi saat melihat air mata menggantung dipelupuk mata adiknya.

Ada apa?! Pikir Dian.

"Kamu kenapa, dek?"Dian menangkup wajah Aisyah. Raut wajahnya berubah khawatir.

Perlahan airmata mulai berjatuhan membasahi pipi Aisyah.

"Dek, kamu kenapa? Kasih tau Abang, jan––"

"Kenapa abang, nutupin semua ini dari Aisyah?"Ucap Aisyah disela-sela tangisnya.

Dian bertambah bingung.

Sebenarnya ini ada apa?

"kenapa abang nggak pernah ngasih tahu Aisyah kalau Ibu Elisyah itu bukan, Ibu kandungnya Aisyah?"Ujar Aisyah. Ah hatinya sakit sekali menerima kenyataan itu.

Deg

Terjawab sudah pertanyaan yang menggantung dikepala Dian.

Bibir Dian terkatup rapat. Ia tak menyangka Aisyah sudah tahu menyangkut masalah ini.

Tapi, bagaimana bisa Aisyah tahu?

"Dek?"Lirih Dian.

"Kenapa kalian semua menyembunyikan kenyataan ini dari Aisyah?"Aisyah semakin terisak. Kenyataan ini lebih menyakitkan dari pada saat dirinya berlumuran darah. "Kenapa? Aisyah berhak tau kalau Ibu."Aisyah tak sanggup melanjutkan ucapannya, ia benar-benar terpukul menerima kenyataan jika wanita yang selama ini ia panggil dengan sebutan Ibu ternyata bukan Ibu kandungnya. Sakit sekali!

Tak kuasa melihat keterpukulan adiknya, Dian membawa Aisyah masuk kedalam dekapannya seraya terus mengumamkan kata maaf.

"Maafin, Abang"

Aisyah tak menyahut. Ia hanya terus terisak didalam dekapan sang Abang.

"Abang dan Ibu, gak bermaksud menutupi semua ini dari kamu. Semua ini demi kebaikan kamu sendiri,"Jelas Dian. Ia juga ikut menitihkan air mata. "Abang takut, ketika kamu mendengar kenyataan ini, kamu shock dan jadi drop. Untuk itu abang melarang ibu untuk menceritakan semua ini dari kamu. Abang takut, sesuatu yang buruk terjadi sama kamu.

Abang nggak mau kehilangan lagi. Cukup Bunda yang pergi, abang gak sanggup jika kamu juga harus pergi dari sisi abang."Lanjut Dian dengan jujur.

"Jadi Aisyah beneran bukan Anak kandung Ibu?"Tanya Aisyah dengan bibir bergetar.

Air mata Aisyah [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang