Kamu adalah sesuatu hal yang tidak ingin aku lupakan, meski hanya sedetik.
•Chou Reygan Wigastama•
-Airmata Aisyah-____
Happy reading
___
Rindu, itu yang sedang Hanif rasakan.
Diam-diam berharap agar bukan hanya ia saja merasa begini, tapi juga dia. Dia gadis yang ntah saat ini sudah membuka matanya atau masih setia bernaung dalam tidur panjang.
Bertumpu dagu Hanif mengambil nafas panjang. Sedikit mendelik saat mendapati deretan huruf menyusun kata 'Mama' terpampang nyata dilayar ponsel. Lagi-lagi menghela nafas sepanjang-panjangnya sebelum menekan ikon berwarna hijau.
"Halo, assalamualaikum."
"Lama banget sih kamu angkat telfonnya."alih-alih menjawab salam justru Hefika mengomeli Hanif.
"Kenapa?"Hanif pun tak ambil pusing dengan omelan sang Mama, sudah biasa, pikirnya
"Kamu dimana sekarang?"
"Masih dikantor."
"Kok masih dikantor? Kamu lupa sama janji kamu?"
"Oh, atau kamu cuman pura-pura lupa supaya acara di cancel."
"Hanif beneran lupa, Maa."
"Yaudah cepetan pulang, Mama tunggu."
"Iyah."pasrah Hanif.
Setelah mengucap salam Hanif memutus sambungan telfon lalu menyimpan ponselnya.
Tiba-tiba ia merasa sangat lemas kemudian menjatuhkan kepala diatas meja. Rasanya ia tidak ingin pulang, rumah yang dulu selalu ia rindukan ketika jauh perlahan menjadi tempat yang paling ingin ia hindari, semua ini karena sikap Mamanya yang ntah sejak kapan berubah menjadi sosok yang berbeda. Dan perubahan itu kian terasa semenjak pulang dari rumah sakit beberapa waktu lalu walau sebelumnya Mamanya agak aneh tapi tidak separah saat ini.
Hefika menjadi overprotektif dan egois terhadap Hanif, semua yang ingin Hanif lakukan semua harus dengan persetujuan wanita itu. Okay, itu memang salah Hanif karena berjanji akan menuruti semua keinginan Hefika asal dia juga berhenti membahas tentang Aisyah.
Tapi, Hanif tidak menyangka jika Mamanya akan bertindak sampai sejauh ini terhadap dirinya. Jadi begini dua hari yang lalu Hefika tiba-tiba masuk kedalam kamarnya dan tanpa angin atau pun hujan langsung mengatakan.
"Kamu sudah Mama jodohin sama anak temen Mama, lusa kita akan ketemu sama temen Mama itu dan keluarganya sekaligus untuk bahas pertunangan kalian. Mama gak terima penolakan, inget janji kamu!"
Saat itu Hanif tidak bisa melakukan apapun selain. "Oke."
Menyebalkan, memang tapi itu sudah menjadi pilihannya menuruti apa yang Hefika katakan, semata-mata agar tidak lagi mendengar gadis yang ia cintai dihina oleh Mamanya sendiri meski harus mengorbankan perasaannya.
"Maaf karena ingkar janji."sesalnya saat wajah Aisyah terbesit dalam benak.
Usai berusaha mengontrol gejolak perasaannya Hanif bergegas pergi meninggalkan ruangan setelah menitip pesan pada sekretarisnya. Di basement Hanif merasa ada seseorang yang sedang mengawasinya tapi ia tidak menemukam siapapun disana selain dirinya sendiri, mencoba abai Hanif masuk kedalam mobil dan melajukannya dengan kecepatan sedang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Air mata Aisyah [Selesai]
RomanceWarning!!! Banyak adegan UwU ⚠Awas Baper⚠ • • • • • Dia mempertemukan, Dia yang menyatukan, dan Dia juga pula yang memisahkan. Begini jalan takdir kita... • • • • • "Ya Allah, ampuni mata hamba yang telah menatap pria yang tidak pantas untuk hamba...