Sikap Manis

5.3K 262 32
                                    

Warning!

Ada adegan 17+

Jangan ditiru bagi yang belum punya pasangan halal!!

.
.
.

Hanif terus memandangi wajah wanita yang beberapa hari ini tak ada disisinya.

Wajah yang teramat sangat Hanif rindukan dan hampir saja ia kehilangan kesempatan untuk menikmati wajah yang selalu mampu membuat merasa tenang.

"Kenapa, kak? Kok natap Aisyah gitu banget? Ada sesuatu dimuka Aisyah?" Aisyah meraba-raba wajahnya namun tak menemukan keanehan, jujur saja ia jadi salah tingkah ditatap sedemikian intens oleh Hanif meski sudah beberapa bulan menikah tapi Aisyah masih merasa malu.

Hanif mengenggam tangan istrinya. "Gak ada apa-apa, sayang."Lalu Hanif mendaratkan kecupan dipunggung tangan Aisyah.

Karena sikap manis Hanif, membuat kedua pipi Aisyah jadi merona. Dan saat Aisyah merona seperti ini adalah momen paling Hanif sukai.

"Baru kakak tatap udah merah gini. Apalagi kalau kakak ngelakuin sesuatu yang lebih,"Goda Hanif sambil membelai pipi Aisyah yang terasa hangat.

"Apaan sih, kak."Balas Aisyah malu-malu karena godaan Hanif.

Hanif terkekeh melihat tingkah istrinya yang sedang shy-shy cat. Ia jadi gemas untuk mencubit pipi sang istri. "Makin cantik deh kalau lagi malu-malu kaya gini,"

"Jangan godain Aisyah terus. Aisyah malu,"Ungkapnya seraya menenggelamkan wajahnya didada bidang Hanif.

Sontak saja tingkah menggemaskan Aisyah mengudang tawa Hanif. "Kenapa harus malu, sih? Kakak, kan, suami, Aisyah. Semuanya udah kakak liat, apa lagi yang harus Aisyah maluin."Ucap Hanif, frontal.

Mendengar ucapan Hanif yang sama sekali tak difilter membuat Aisyah mencubit perut pria yang akan segera menjadi Abi.

"Aw, sakit sayang."Ringis Hanif.

"Biarin, kakak sih ngomong gak difilter dulu. Pembaca cerita kita banyak yang masih dibawah diumur, tahu."

Hanif meringis.
"Iya deh iya, gak kakak ulangin lagi."

"Minta maaf dulu,"Titah Aisyah masih dengan wajah kesalnya.

"Yaudah kakak minta maaf ya, sayangku."Kata Hanif seraya tersenyum manis pada istrinya.

"Bukan sama Aisyah aja, tapi sama pembaca kita juga, ih."

"Iya iya. Buat para pembaca cerita Hanif-Aisyah, saya minta maaf karena ucapan saya yang terlalu frontal. Untuk itu jangan ditiru kalau belum punya pasangan halal, hehe."Ucap Hanif. "Udah tuh, jangan ngambek lagi dong."Bujuk Hanif lalu menarik Aisyah kembali kepelukannya.

Aisyah tersenyum cantik didalam dekapan hangatnya kekasih halalnya.

"Sayang?"Panggil Hanif seraya menghirup dalam-dalam wangi rambut Aisyah.

"Iya?"Jawab Aisyah menikmati apa yang suaminya lakukan.

"Terima kasih karena sudah menjadikan kakak laki-laki paling beruntung karena memiliki Aisyah disisi kakak,"

Sebelum membalas ucapan Hanif, Aisyah meraih tangan Hanif lalu meletakkannya diatas perut ratanya. "Seharusnya Aisyah yang bilang kaya gitu. Aisyah yang beruntung karena punya kakak disisi Aisyah,"Aisyah tersenyum merasakan tangan Hanif yang mengusap-usap lembut perutnya.

"Yaudah kakak minta maaf karena masalah kemarin sampai buat Aisyah masuk rumah sakit dan kakak gak ada disamping Aisyah,"Hingga detik ini penyesalan itu masih membekas dalam hati Hanif. Rasanya sudah terlalu banyak ia membuat istrinya terluka, dan ia akan berusaha untuk terus membahagiakan pemaisurinya.

Air mata Aisyah [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang