Masalalu Aisyah

5.1K 299 19
                                    

Cek typo!

___

Tinggal menghitung hari lagi, sebelum acara pernikahan Hanif dan Alesyah akan digelar.

Namun semenjak perdebatan hebat itu, belum pernah sekalipun Hanif kembali menginjakkan kaki kerumahnya lagi.

Dan semenjak kepergian Hanif, sikap Hendra juga ikut berubah. Jika diajak berbicara oleh Hefika, ia lebih sering mengabaikan seolah ucapan Hefika tak berarti apa-apa.

Hefika sendiripun tak pernah menyangka jika akan seperti ini jadinya, awalnya ia sempat berpikir jika Hanif akan kembali lagi setelah beberapa hari. Akan tetapi perkiraannya meleset jauh, bahkan ia juga tak tahu dimana keberadaan Hanif saat ini.

Untuk itu hari ini Hefika datang kekediaman Alesyah, untuk memberitahukan perihal kepergian Hanif. Dan Hefika sudah mempersiapkan diri untuk menerima kemarahan dari Melly ataupun Farsyah.

Sesampainya dikekediaman Alesyah, Hefika langsung disambut dengan suka cita oleh Melly. Sebelum berangkat Hefika memang sudah mengabari Melly jika ia akan datang berkunjung namun tak memberitahukan alasannya datang kemari.

"Sendirian aja? Mas Hendra kemana?" Melly melayangkan tanya itu saat mereka baru saja duduk disofa ruang tamu.

"Iya, aku sendirian. Mas Hendra lagi ada urusan makanya nggak bisa ikut."
Jawaban yang Hefika berikan tak sepenuhnya benar, karena sebenarnya ia sudah mengajak Hendra untuk datang bersamanya menemui keluarga Alesyah, untuk menjelaskan kepergian Hanif.

Namun apa jawaban yang Hendra berikan.

Mama aja yang kerumahnya Alesyah. Bukannya selama ini Mama yang sangat menginginkan Alesyah sebagai menantu. Papa gak mau ikut campur masalah ini, karena Papa sudah pernah bilang ke Mama kalau Papa cuman mau Aisyah yang jadi menantu Papa! Jadi selesaikan saja masalah Mama ini sendirian. Papa juga punya masalah sendiri jadi kita selesaikan saja urusan kita ini masing-masing!

Ucapan Hendra tadi pagi sangat-sangat menyakiti hatinya.

"Fik?"

"Fika?"

"Eh iya?"

"Kamu kenapa melamun? Ada masalah?"Melly bisa menagkap raut wajah Hefika yang terlihat murung.

Hefika menarik nafas dalam, ia harus segera memberitahu kepergian Hanif.
"Mel, sebenarnya maksud kedatangan aku kesini. Aku mau ngasih tau kamu sesuatu tentang Hanif."

Hefika mengigit bibirnya yang bagian dalam, jujur sulit rasanya untuk menceritakan masalah ini. Tapi ia tak punya pilihan, karena jika tak diberitahu sekarang, Hefika takut semuanya semakin rumit.

"Kenapa sama Hanif? Dia baik-baik ajakan? Dia gak lagi sakit kan?! Ya ampun pokoknya Hanif harus jaga kesehatan, pernikahannya dengan Alesyah hanya tinggal beberapa hari lagi. Kan gak lucu kalau Hanif tiba-tiba jatuh sakit dihari spesialnya."

Wajah Melly terlihat sangat khawatir memikirkan calon menantunya itu.

"Mel, ini lebih parah dari sekadar sakit."Ucap Hefika.

Kedua alis Melly menyatu menandakan ia benar-benar tak mengerti ucapan Hefika.

"Maksud kamu apa, Fik? Jelasin ke aku sebenarnya Hanif kenapa?"

"Hanif pergi dari rumah, Mel!"Lirih Hefika. "Dan sampai sekarang belum pulang,"

Prang...

Sontak Melly dan Hefika menoleh mendengar keributan itu, entah bagaimana menjelaskan ekspresi wajah keduanya. Yang jelas keduanya sangat terkejut melihat Alesyah berdiri kaku dengan pecahan-pecahan kaca yang sudah berserakan disekitarnya.

Air mata Aisyah [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang