Story Wina, Gian, Dan El

5.3K 331 15
                                    

19 tahun yang lalu

Dirumah yang terbilang mewah, terdengar suara tangisan seorang wanita. Dia lah Elisyah Familah.

"Kamu tega banget, Mas, hiks."Elisyah terisak pilu.

Lelaki yang dipanggil Mas itu, mendekati Elisyah yang terduduk dilantai dengan lelehan air mata.

"El, aku mohon kamu berhenti nangis. Tolong mengerti posisiku waktu itu, aku sudah menolak, tapi Wina yang maksa aku."Ujar Fargian atau yang kerap disapa Gian-- dia adalah suaminya Elisyah.

Wajah yang semula menunduk itu, sekarang mendongak untuk menatap sang suami.

"Seharusnya kamu ngomong sama aku dari awal kalau kamu sudah menikah dengan Aisyah. Aku nggak akan minta kami untuk nepatin janjimu itu untuk menikahi aku, hiks."Ucap Elisyah tersedu-sedu. "Aku juga perempuan, aku bisa mengerti perasaan Aisyah. Hatinya pasti sakit ngeliat suaminya sendiri harus berbagi cinta dengan perempuan lain."

"Tapi aku nggak cinta sama Wina, El. Aku cintanya sama kamu. Aku nggak bisa bohongin diriku sendiri kalau aku menikahi Aisyah hanya karena terpaksa, aku cintanya sama kamu El bukan Wina. Dan dia juga tahu hal itu, dia yang terus maksa aku untuk nikahin kamu."Balas Gian, tegas. Ia mengusap wajahnya kasar, ia benar-benar frustrasi sekarang. Entah bagaimana bisa Elisyah menemukan buku nikahnya dengan Wina, padahal ia sudah berusaha menjauhkannya dari wanita itu.

Elisyah semakin terisak.
"Kamu jahat, Mas. Kamu jahat. Kamu bohongin aku dan kamu nyakitin adik aku,"Teriak Elisyah seraya memukul-mukul dada bidang Gian.

"Bukan Mas Gian yang jahat, Mbak. Tapi Aisyah,"Sahut seorang wanita yang ternyata sejak tadi berdiri diambang pintu. Ia mendengarkan semua pembicaraan keduanya tanpa terkecuali.

Sontak pasangan yang tengah berdebat itu menoleh.

"Wina?"

"Aisyah?"

Kedua-duanya sama-sama mengumamkam nama dari wanita itu.

Aisyah Winara Queenela. Itulah nama dari wanita berparas teduh itu, dengan busana syar'i yang menutupi keindahan tubuhnya, ia berjalan tertatih mendekati Elisyah lantaran perutnya yang besar.

Ia ikut duduk dilantai sama seperti Elisyah, diraihnya tangan wanita yang ia anggap seperti malaikat penolongnya. "Maafin Aisyah, Mbak. Aisyah bener-bener minta maaf, karena merebut laki-laki yang Mbak cintai. Aisyah yang salah, Aisyah yang jahat."Tuturnya dengan air mata yang tak kuasa ia tahan.

Elisyah bergeming. Namun matanya tak lepas memandang wanita yang ada dihadapannya.

"Aisyah salah, Mbak. Tolong maafin Aisyah,"Wina terus terisak.

Elisyah tetap diam, membuat Wina semakin dirundung rasa bersalah yang tidak berkesudahan.

"Mbak jangan diem aja. Aisyah mohon, lakukan apapun pada Aisyah untuk melampiaskan kemarahan Mbak. Tapi jangan diamkan Aisyah kaya gini,"Ia ikhlas menerima amukan Elisyah, karena ia memang merasa pantas untuk mendapatkannya.

Elisyah menghela nafas panjang. Jujur ia kecewa pada Wina, ia merasa terbohongi selama bertahun-tahun. Namun melihat Wina seperti ini membuat tak tega, ia tak bisa marah pada adiknya itu dalam jangka waktu yang lama.

Pelan tapi pasti, Elisyah membawa Wina masuk kedalam pelukannya.

Seketika tangis Wina pecah disana, pelukan ini membuatnya merasa sangat berdosa karena telah menyakiti hati wanita yang begitu tulus menolongnya.

Air mata Aisyah [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang