Yang Pergi Telah kembali

6.1K 350 2
                                    


Usai berpamitan pada mbok Ati jika ia sudah tidak bekerja lagi disana, Aisyah langsung bergegas pulang.

Sepanjang jalan gadis itu terus meringis menahan rasa sakit dikepalanya. Beberapa hari belakangan ini Aisyah sering merasa sakit pada kepalanya ditambah saat terbentur tadi.

Dipertengahan jalan menuju rumah, Aisyah merasa ingin mengeluarkan sesuatu dari dalam mulutnya. Ia segera mencari semak-semak, dan saat menemukan ia langsung memuntahkan isi perutnya ia terkejut saat melihat darahlah yang dimuntahkannya.

Dengan tangan sedikit bergetar akibat shock, Aisyah membersihkan sekitar bibirnya, tanpa sengaja ia menyentuh sudut bibirnya yang sobek karena tamparan Hefika tadi.

"Sshhh."

Aisyah kembali melanjutkan perjalanannya, namun lagi-lagi rasa sakit menyerang kepalanya, membuat penglihatannya sedikit buram. Akibat tak memperhatikan sekitar, tepat saat ingin menyeberang sebuah mobil melintas dengan kecepatan diatas rata-rata.

Dan, brak. Kecelakaan tak dapat dihindari, tubuh Aisyah terpental hingga beberapa meter dan kepalanya berakhir mengenai pinggiran trotoar.

Darah segar mengucur deras dari balik hijab abu-abunya, sampai hijab tersebut berganti warna menjadi merah.

Orang-orang yang melintas ataupun pejalan kaki yang melihat kejadian mengenaskan itu mulai mengerumbuni tubuh Aisyah yang hampir kehilangan kesadarannya.

Sayup-sayup Aisyah mendengar orang-orang berteriak. "Hubungi ambulans sekarang."

Ditengah kerumunan itu seseorang terlihat berusaha melihat siapa yang menjadi korban.

"Aisyah?"pekiknya melihat hampir seluruh badan gadis itu digenangi oleh darah yang tak hentinya keluar dari kepalanya.

Lelaki itu langsung duduk disamping Aisyah dan membawa gadis tak berdaya itu kedalam pelukannya.

"Aisyah? Buka mata kamu, Aisyah?" lelaki itu menepuk pelan pipi Aisyah agar Aisyah membuka matanya.

Perlahan kelopak mata itu terbuka. Sorot mata Aisyah nampak begitu sayu.

"Jangan tutup mata kamu ya. Tetap buka mata kamu, okay."pinta lelaki itu, kelopak matanya mengeluarkan cairan bening. Hatinya teriris melihat sorot mata Aisyah yang sayu seolah mengatakan 'Ini sakit, Aisyah nggak sanggup.'

Disisa kesadarannya Aisyah melihat lelaki yang memeluknya, wajah lelaki itu tidak begitu jelas. Namun dari garis wajahnya, ia merasa tidak asing.

Tangannya yang juga diselimuti darah mengamban diudara, ia ingin menyentuh wajah itu. "K... Ka," namun sebelum keinginannya tersampaikan, kegelapan sudah menariknya, tangannya langsung terkulai tak berdaya.

Melihat Aisyah sudah tak sadarkan diri, lelaki itu histeris. "Aisyah? Aisyah? Buka mata kamu."air mata jatuh begitu deras bersamaan dengan jeritannya.

"Tolong, tolong. Panggilkan ambulans."teriak lekaki itu.

"Sebentar lagi ambulansnya datang, Mas."balas salah satu orang yang ada disana.

Lelaki itu kembali menatap Aisyah, dirabanya pergelangan tangan Aisyah untuk merasakan denyut nadinya.

Jantungnya seakan berhenti saat merasakan denyut nadi Aisyah yang begitu lemah. "Bertahanlah. Please, bertahan, sayang."Bisiknya serak didekat telinga Aisyah.

Dan selang beberapa detik kemudian terdengar sirine ambulans yang mendekat. Seorang petugas rumah sakit datang membawa bed dorong dengan sigap lelaki itu mengangkat Aisyah dan menidurkannya disana. Setelah itu mereka segera membawa Aisyah kedalam ambulans, lelaki itupun ikut masuk. Ia tak menghiraukan kemeja dan jasnya yang dipenuhi darah Aisyah.
____

Air mata Aisyah [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang