Pertunangan

5.9K 326 9
                                    

Semoga disana Aisyah baik-baik saja, disini kakak juga akan berusaha melakukan hal yang sama.

Hanif Bagaskara•
-Airmata Aisyah-

____

©Happy Reading©

____


Elisyah kembali terisak dalam pelukan putranya, saat berada disamping brankar tempat putrinya kini tengah bertaruh nyawa, tatapan teduh yang dulu biasa terpancarkan dari mata gadis itu, kini enggan terbuka walau hanya sebentar saja.

Hari ini tepat sudah satu bulan Aisyah terlelap dalam tidurnya–– koma–– pasca kecelakaan.

"Sekarang Ibu, istirahat ya. Dari semalam Ibu nggak tidur. Biar Ian aja yang jagain Aisyah, hm."Bujuk Dian ini bukanlah yang pertama kalinya ia meminta ibunya beristirahat, namun selalu ditolak oleh wanita itu.

"Bu dengerin Ian!"Pintanya seraya memegang kedua sisi bahu ibunya "Ibu harus istirahat, nanti Ibu sakit kalau kaya gini terus. Ian yakin banget kalau Aisyah sampai tahu Ibu sakit karena jagain dia, pasti Aisyah bakal sedih banget."Ucapnya tegas namun masih dengan nada lembut. "Ibu mau liat Aisyah sedih?"Elisyah menggelengkan kepalanya. Ia tak suka dan tak ingin lagi melihat putrinya bersedih, sudah cukup selama ini Aisyah menderita. Jangan lagi.

"Yaudah kalau gitu sekarang Ian anter Ibu pulang, ya. Supaya Ibu bisa istirahat dengan nyaman, oke?"

Mau tak mau Elisyah menuruti ucapan Dian, meski nyatanya ia sangat berat meninggalkan putrinya walau hanya sebentar. Ia takut Aisyah meninggalkannya.

"Ibu tenang aja. Insya Allah, Aisyah nggak akan kemana-mana."Dian berucap seolah ia mengerti yang ibunya khawatirkan. "Percaya sama Dian."

"Kita pulang sekarang, ya? Nanti biar suster yang nemenin Aisyah disini." Dian mengenggam tangan Ibunya.

Sebelum beranjak Elisyah mengelus punggung tangan putrinya. Dan berbisik pelan, "Aisyah harus bertahan, ya, Nak. Jangan tinggalkan Ibu, Ibu pulang dulu, nanti Ibu balik lagi."

Cup..

Elisyah mencium dahi putrinya, kemudian melangkah pergi meninggalkan ruangan yang menyesakkan dadanya.

Tepat saat pintu terbuka terlihat Reygan yang seperti baru saja ingin membuka pintu namun kalah cepat dari Dian.

"Baru aja mau buka pintu tapi udah kedeluanan,"Ujar Reygan. "Mau kemana?"Tanyanya.

"Mau balik, gue mau anterin Ibu pulang buat istirahat."Jawab Dian, Sedangkan Elisyah hanya termanggu disebelah Dian. Pikirannya saat ini hanya diisi dengan Aisyah.

Reygan manggut-manggut mengerti.

"Lo mau masuk, kan?"Reygan membenarkan.

"Yaudah gue titip Aisyah, ya. Awas lo ngapa-ngapain adik gue. Lo pulang tinggal nama."Peringat Dian, namun begitu ia hanya bercanda saja mengatakan hal demikian. Karena ia tahu betul Reygan. Reygan tak mungkin melakukan sesuatu pada Aisyah, Dian percaya itu.

Reygan tersenyum menanggapi, ia tak mengambil hati ucapan Dian, sebab ia juga tahu kalau Dian yang memang suka sekali bercanda.

"Yaudah gue sama Ibu balik duluan, Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam."Balas Reygan sambil menatap kepergian keduanya.

Sepeninggal Dian dan Elisyah, Reygan memilih untuk mengawasi Aisyah dari luar saja.

Air mata Aisyah [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang