Sayup-sayup kumandang adzan subuh memasuki indera pendengaran Aisyah. Perlahan kelopak matanya terbuka, tak lupa gadis itu mengucapkan rasa syukurnya kepada Allah karena masih memberikannya nafas secara gratis.
Aisyah beranjak dari tempat tidurnya untuk mengambil air wudhu dan segera menunaikan solat subuh.
Usai menunaikan solat subuh Aisyah keluar dari kamar untuk memasak, sudah menjadi kebiasaan bagi Aisyah sebelum pergi bekerja memasak, mengingat Ibunya yang sakit dan hanya bisa terbaring ditempat tidur.Disaat Aisyah tengah asik berkutat dengan masakannya, tiba-tiba ia mendengar suara gaduh dari ruang tamu. Dari dapur Aisyah sudah mengetahui siapa biang dari kegaduhan itu siapa lagi jikan bukan sikembar, Arsyah dan Irsyah.
Aisyah berinisiatif untuk pergi melihat apa yang membuat keduanya begitu berisik dipagi-pagi hari seperti ini. Sebelum itu Aisyah mematikan kompornya terlebih dahulu.
"Kak Ar, ngepel sama nyapu."Titah Irsyah dengan gaya bossynya.
Arsyah menatap jengah kearah kembarannya yang dengan seenak jidat memerintahnya.
"Kok jadi kamu jadi nyuruh-nyuruh Kakak? Terus kamu enakan cuman duduk doang,"Protes Arsyah melihat Irsyah duduk dengan nyaman.
Irsyah menampilkan cengiran tanpa dosanya.
"Kan kaki Irsyah keseleo jadi, Kak Arsyah yang ganteng dan baik aja ya, yang kerja."Balas Irsyah dengan raut wajah dibuat semanis mungkin, dan ia sengaja menyelipkan pujian pada Arsyah agar kembaranya itu luluh. Tapi sayangnya Arsyah bukan lah tipe orang seperti Irsyah yang jika sudah dipuji akan terbang.
Arsyah dan Irsyah, memang kembar namun sifat keduanya sangat bertolak belakang. Arsyah yang memiliki sifat kalem, cuek, dan tak suka dipuji-puji. Sedangkan Irsyah, cerewet, banyak tingkah, dan paling suka dipuji.
"Alah, itu cuman alesan kamu aja biar bisa enak-enakkan. Tadi malem aja kamu lari-lari nggak jelas, udah buruan berdiri terus bantuin Kakak," Bantah Arsyah, yang bisa mencium aroma kebohongan dari adiknya itu.
Dengan perasaan dongkol, Irsyah menuruti perintah kakaknya.
"Dasar Kakak nggak pengertian, adeknya lagi sakit malah disuruh-suruh."Gerutu Irsyah sambil membersihkan debu-debu menggunakan kemoceng.
"Nggak usah menggerutu,"Peringat Arsyah yang bisa mendengar gerutuan Irsyah.
"Ya suka-suka Ir dong, inikan mulut Ir."Balas Irsyah sewot.
Arsyah tak menanggapi ucapan kembarannya, Ia tetap fokus dengan apa yang dikerjakannya.
Irsyah memberengut kesal, karena merasa terabaikan. "Dasar muka papan triplek,"Rutuk Irsyah pelan, takut jika Arsyah sampai mendengar ucapannya.
Meski begitu Arsyah tetap mendengar ucapannya, seperti yang sudah dikatakan Arsyah adalah orang yang cuek, ia tak mengambil hati ucapan kembarannya.
Dari balik tembok pemisah antara dapur dan ruang tamu, Aisyah tersenyum melihat kedua Adiknya. Setidaknya ia sangat terhibur dengan kehadiran keduanya. Terimakasih,Ya Allah. Karena Kau hadirkan mereka dalam hidup hamba. Mereka adalah penyemangat hamba untuk menjalani semua ini. Batin Aisyah.
Lalu kembali kedapur untuk melanjutkan pekerjaannya.
Skip
Aisyah sudah siap untuk pergi berangkat bekerja, ia segera keluar dari kamarnya. Namun saat membuka pintu kamarnya ia dikejutkan dengan kedua sosok adiknya yang berdiri tepat didepan pintu.
"Eh, kalian ngapain berdiri disini?" Tanya Aisyah.
"Lagi nungguin, kakak."Jawab Arsyah.
"Nungguin kakak? Memangnya kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Air mata Aisyah [Selesai]
RomanceWarning!!! Banyak adegan UwU ⚠Awas Baper⚠ • • • • • Dia mempertemukan, Dia yang menyatukan, dan Dia juga pula yang memisahkan. Begini jalan takdir kita... • • • • • "Ya Allah, ampuni mata hamba yang telah menatap pria yang tidak pantas untuk hamba...