Genap sudah satu minggu semenjak Aisyah kembali membuka mata setelah terlelap dalam koma kurang lebih satu bulan.Dan hari ini Aisyah sudah di izinkan pulang oleh Dokter. Dengan catatan harus banyak beristirahat, dan setiap dua minggu sekali Aisyah harus kembali mengecekkan kesehatannya.
"Siap?"Tanya Dian sambil memandangi adiknya yang duduk ditepi brankar.
Dengan semangat Aisyah menganggukkan kepalanya. Ia sudah bosan berada dirumah sakit.
Dian tersenyum, melihat wajah semangat adiknya. Itu seperti suntikan kebahagiaan untuknya.
"Assalamualaikum."Ucapan salam dari Reygan, lantas membuat pasangan adik kakak itu menoleh dan menjawab salamnya.
"Lagi ngobrolin apa? Kok muka kamu keliatan seneng banget."Pertanyaan itu Reygan tujukan untuk Aisyah.
"Karena udah dibolehin pulang," Bukan Aisyah yang menjawab melainkan Dian.
Reygan mengangguk mengerti.
"Mas nggak pergi kerja?"Tanya Aisyah.
"Kerja kok,"
"Terus kenapa nggak kerja? Malah kesini?"
"Aku mau nganterin kamu pulang." Reygan menjawab dengan santai.
"Kan ada Abang. Mas nggak perlu repot-repot."Aisyah jadi tidak enak.
"Nggak repot kok. Aku memang mau nganter kamu pulang,"Balas Reygan.
"Lagipula penerbangan aku jam 8 malem, sedangkan ini masih sore. Masih ada waktu."Lanjutnya."Beneran, nggak papa?"Tanya Aisyah meyakinkan.
"Iya, beneran nggak papa Aisyah." Jawab Reygan, gemas.
Akhirnya Aisyah memilih untuk diam.
Tanpa diketahui oleh Aisyah ataupun Reygan. Dian tersenyum samar melihat interaksi mereka.
"Kita langsung pulang, yuk."Ajak Reygan.
Dengan cepat Aisyah menjawab,
"Tunggu dulu."Cegahnya."Kenapa, dek?"Tanya Dian, cukup penasaran.
Aisyah tak menjawab.
Namun matanya, memperhatikan daun pintu yang tertutup. Seolah sedang menunggu kedatangan seseorang.
"Kenapa, Syah?"Kini Reygan-pun ikut bertanya.
Aisyah masih tak menjawab. Namun ia tiba-tiba menunduk.
Kecewa. Iya, saat ini sedikit kecewa karena orang yang beberapa hari ini ia harapkan tak kunjung hadir.
"Kita pulang aja, ya?"Ucap Dian.
Aisyah memenghembuskan nafas berat, kemudian mengangguk pelan.
Melihat hal itu, Dian menggendong Aisyah untuk pindah ke kursi roda.
Aisyah tak berkomentar apapun, ia hanya diam.
"Biar gue yang dorong kursi rodanya," Pinta Reygan.
"Oke,"Balas Dian, lalu membiarkan Reygan untuk mendorong kursi roda Aisyah.
Sepanjang jalan menuju parkiran Aisyah tetap diam, namun pandangannya terus berpencar kemana-mana.
"Kamu lagi nyariin siapa?"Reygan yang berada dibelakang bisa dengan leluasa melihat semua tingkah Aisyah.
"Oh enggak kok. Aisyah nggak lagi nyari siapa-siapa,"Dustanya.
Dalam hati Aisyah terus beristighfar memohon ampun karena telah berbohong. Karena pada nyatanya ia memang tengah mencari seseorang, dan orang itu adalah– Hanif.
KAMU SEDANG MEMBACA
Air mata Aisyah [Selesai]
RomanceWarning!!! Banyak adegan UwU ⚠Awas Baper⚠ • • • • • Dia mempertemukan, Dia yang menyatukan, dan Dia juga pula yang memisahkan. Begini jalan takdir kita... • • • • • "Ya Allah, ampuni mata hamba yang telah menatap pria yang tidak pantas untuk hamba...