Mimpi Alesyah

4.7K 283 10
                                    

Jangan memintanya untuk membalas cintamu, jika dia memang memiliki perasaan yang sama denganmu. Dia tak akan membiarkanmu meminta lebih dulu.

~AisyahRl~

.
.
.
.

"Aisyah."

Nama yang masih setia mengisi hati Reygan, meskipun ia sudah berusaha sangat keras mengenyahkan nama tersebut dari pikiran dan juga hatinya. Tapi tetap saja tidak bisa.

Reygan melempar pandangannya ke-luar jendela. Memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang dari dalam mobil yang tengah melaju dengan kecepatan sedang.

Reygan baru saja tiba di Bangkok setelah melakukan penerbangan selama satu minggu ke Brunei.

Kini ia sudah duduk manis di dalam taksi yang akan menghantarkannya menuju apartemen.

Raganya memang ada di dalam mobil, namun tidak dengan pikirannya yang terus berkelana pada satu sosok wanita yang juga ada dibelahan bumi lain.

Wanita yang berhasil membuatnya harus mengungsi kenegara ini, hanya demi menghilangkan perasaannya. Tapi sampai hari ini, bahkan detik ini nama itu masih mengembara dihatinya.

Ini sudah hampir memasuki bulan ke-enam ia memutuskan untuk meninggalkan Indonesia, selama itu pula ia tak pernah menginjakkan kakinya kembali dinegara yang menyimpan sejuta kenangan.

Pria berprofesi sebagai pilot itu, tak pernah mengira menghapus perasaannya pada Aisyah akan sesulit ini. Awalnya ia berpikir dengan dirinya pergi dari Indonesia semuanya akan menjadi mudah, namun nyatanya tidak sama sekali.

Tolong garis bawahi Tidak sama sekali!

Rindu, tentu saja selalu datang menyelinap setiap waktu. Tapi apa yang bisa ia lakukan, selain menikmati kerinduan yang bisa saja membunuhnya sewaktu-waktu.

Ia jadi teringat pembicaraannya dengan sang Ibunda beberapa hari yang lalu. Ia merasa sangat menyesal karena mengatakan pada sang Ibunda, jika dirinya sudah tak ingin mendengar hal apapun lagi yang bersangkutan dengan Aisyah.

Bohong. Ya, Reygan mengaku telah membohongi dirinya sendiri dengan kalimat laknat itu.

Nyatanya jauh di lubuk hatinya, ia selalu ingin mendengar kabar tentang wanita itu. Iya, setidaknya hanya kabarnya saja.

Apakah wanita itu baik-baik saja? Memang hal apa lagi yang ia harapkan selain keadaan wanita itu.

Namun betapa bodohnya dirinya malah menolak mentah-mentah untuk mendengar ucapan sang Ibunda, padahal saat itu Bundanya baru menyebutkan nama Aisyah.

Bisakah, ia memohon untuk kembali pada waktu itu? Maka dengan sangat senang hati ia akan mendengarkan semua yang ingin Bundanya katakan perihal Aisyah.

Tapi sayang tak ada satu alatpun di dunia ini yang bisa mengulang waktu kembali.

"Mas, sudah sampai."Ucap supir taksi.

Ah, karena terlalu larut dalam penyesalan Reygan sampai tak sadar jika mobil yang ia tumpangi sudah bertengger manis di depan gedung pencakar langit.

"Maaf pak, gara-gara kebanyakan melamun saya jadi gak sadar kalau sudah sampai."Ungkap Reygan merasa tak enak.

"Tidak apa-apa, Mas. Dari tadi saya perhatikan Mas memang melamun, pasti masalah Mas berat sekali. Saya doakan apapun masalah yang Mas hadapi, bisa segera terselesaikan." Tutur supir tak yang berasal dari Indonesia itu.

Air mata Aisyah [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang