"Mas, mau makan apa?"Tanya Alesyah."Saya sudah makan,"Jawab Hanif, acuh tanpa mau menatap lawan bicaranya.
"Terus Mas mau minum apa?"Alesyah berusaha untuk tetap bersikap sabar, menghadapi sikap Hanif yang sangat cuek padanya.
"Saya gak haus,"Sekali lagi Hanif tak ada niatan untuk menatap Alesyah.
Oke, Alesyah menyerah untuk mengajak Hanif berbicara. Sebelum kekesalannya meledak, ia bangkit lalu menjauh dari Hanif karena sebentar lagi pemotretan akan segera dimulai.
Selepas kepergian Alesyah, Hanif membuang nafas lega. Jujur saja, ia sangat-sangat risih berada didekat wanita itu. Bagaimana tidak merasa seperti itu, pakaian yang Alesyah sangat terbuka. Sehingga membuat Hanif kesulitan menjelaskan betapa kekurangan bahannya pakaian itu, dan Hanif sangat tidak nyaman.
Hanif cukup tau jika pemotretan memakan waktu yang lama. Ia memilih untuk jalan-jalan seraya mengisi rasa bosannya.
Tak sedikit wanita-wanita yang ada di sana menjadikan objek paling indah untuk memanjakan mata.
Dan Hanif tak perduli.
Bruk...
Entah siapa yang salah, Hanif kah yang menabrak wanita itu atau wanita itu yang menabrak Hanif.
Namun yang jelas kejadian itu sukses membuat Hanif kembali teringat pada kejadian kemarin malam.
Yang dimana kejadian ini berdampak besar dengan suasana hati Hanif. Mau tak mau Hanif teringat kepada Aisyah.
"Ya ampun saya minta maaf yah, Mas. Saya terlalu buru-buru sampai gak sengaja nabrak, Mas"Sesal wanita itu, yang tak lain adalah Renata.
Hanif kembali tersadar.
"Eh iya, nggak papa Mbak. Lagipula saya juga yang salah,"Hanif membantu wanita itu untuk mengambil belanjaan Renata.
Setelah belanjaan Renata sudah kembali berada dalam genggamannya, Renata mengatakan."Sekali lagi maaf, dan terimakasih karena sudah membantu saya"
Hanif membalas dengan anggukan serta senyum tipis.
"Oh iya, perkenalkan nama saya Renata."
"Hanif,"
Baru dua detik setelah Hanif memperkenalkan namanya tiba-tiba saja terdengar suara yang sangat familiar ditelinga Hanif tengah memanggil Renata.
"Mbak Rena?"
Renata lantas menoleh kala mendengar suara yang sedari tadi Ia cari.
"Aisyah. Kamu dari mana aja? Mbak dari tadi nyariin kamu."Percayalah, Renata hampir saja menangis saat kembali dari toilet dan tak menemukan Aisyah ditokoh buku.
"Maaf ya, Mbak. Tadi setelah beli buku Aisyah insiatif buat nyari dasi buat Bang Dian. Dan setelah itu Aisyah nyasar deh,"
Aisyah mengatakan yang sebenarnya. Saat ini Aisyah belum menyadari kehadiran Hanif, dan nampak jelas raut wajah masam Hanif kala Aisyah menyebut nama Dian.
"Untuk kali ini Mbak maafin. Tapi lain kali jangan di ulangin lagi ya, Mbak takut terjadi sesuatu sama kamu. Pasti Mas Dian bakal marah banget ke Mbak kalau ada apa-apa sama kamu,"
"Iya, Aisyah janji gak akan ulangin lagi. Sekali lagi maaf,"
Aisyah tertunduk merasa bersalah karena telah membuat Renata khawatir.
"Oh iya tadi kamu bilang mau beliin Mas Dian dasi. Udah dapet?"
Aisyah kembali mengangkat wajahnya, dan memberi anggukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Air mata Aisyah [Selesai]
RomanceWarning!!! Banyak adegan UwU ⚠Awas Baper⚠ • • • • • Dia mempertemukan, Dia yang menyatukan, dan Dia juga pula yang memisahkan. Begini jalan takdir kita... • • • • • "Ya Allah, ampuni mata hamba yang telah menatap pria yang tidak pantas untuk hamba...