Bersyukurlah ketika masih
diberikan kesempatan untuk bisa melihat senyuman orang yang kita sayangi. Sebab tak ada satupun yang tahu, apakah masih ada kesempatan untuk melihat senyum itu di lain waktu...-Airmata Aisyah-
____
Satu minggu kemudian...
Meski harus terduduk di atas kursi roda, tak membuat semangat Aisyah padam untuk datang menemui sang kakek yang berada di Turki.
Senyuman tak luntur menghiasi paras cantiknya, selain bahagia karena akan menemui Ayah dari Bunda kandungnya. Turki, adalah negara yang sedari kecil ingin Aisyah kunjungi.
Negara yang sejak lama telah menjadi, negara impiannya. Berharap suatu saat nanti ia bisa datang berkunjung dan menjelajahi negara itu bersama seseorang yang bergelar, suami.
Mungkin sebagian orang berpikir, jika pemikiran Aisyah terlampau sangat jauh, karena memikirkan tentang suami diusianya yang kala itu baru menginjak sembilan tahun. Namun siapa yang bisa mencegah jika sampai saat ini keinginan tersebut masih tetap ada.
Saat mendengar ajakan Abangnya untuk pergi ke Turki menemui sang kakek, tanpa berpikir panjang Aisyah langsung mengiyakan.
Tak sabar rasanya melihat sang kakek, dan juga mendatangi Turki.
Dan Aisyah juga diberitahu oleh Dian jika besar kemungkinan mereka akan cukup lama di Turki sebab kakek Asdkhan, ayah Wina. Menginginkan jika Aisyah menjalani pengobatan disana saja.
Setiap kali mendengar negara Turki, Aisyah tak bisa menyembunyikan senyumnya. Entah ia merasakan jika negara itu adalah, negara yang romantis. Meski belum pernah berkunjung namun hati kecilnya mengatakan demikian.
Dari sekian banyak kota yang ada di Turki, Istanbul dan Ankara, adalah kota ingin sekali Aisyah jelajahi ketika berada di Turki nanti.
"Dek, dari tadi Abang perhatiin kamu senyum-senyum mulu. Ada apa, sih?"
Bukannya Dian tak suka melihat Aisyah tersenyum, bahkan ia sangat berharap senyum itu selalu menghiasi wajah sang adik. Namun kali ini Dian bingung dengan sikap adiknya, sebab sedari kemarin Aisyah terlihat sedih katanya ia sangat merindukan Elisyah.Dian mengerti perasaan adiknya, selama dua puluhan tahun tak pernah sekalipun Aisyah berpisah dengan Elisyah. Sekalinya berpisah malah sejauh ini, dan dalam jangka waktu yang tak diketahui kapan Ibu dan anak itu kembali bertemu.
"Lagi bahagia aja."Jawaban yang Aisyah berikan bukannya membuat keheranan Dian menghilang, malah semakin bertambah.
"Karena apa?"Kali ini Renata ikut menimpali, karena bukan hanya Dian saja yang heran atas perubahan mood Aisyah, Renata juga.
"Kan, besok kita mau ketemu kakek. Jadi Aisyah bahagia,"
Memang benar, besok ia akan segera bertemu dengan kakeknya. Itu pertanda ini adalah hari terakhir mereka berada di Jerman.
Renata ber oh ria.
"Gak ada hal lain?"
Dian kembali bertanya, hati kecilnya mengatakan ada hal lain yang membuat Aisyah sebahagia ini.
"Aisyah juga seneng karena bakal ke Turki,"Jawab Aisyah, sambil meringis malu.
Dian tersenyum memaklumi.
"Kamu memang pengin ke Turki?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Air mata Aisyah [Selesai]
RomanceWarning!!! Banyak adegan UwU ⚠Awas Baper⚠ • • • • • Dia mempertemukan, Dia yang menyatukan, dan Dia juga pula yang memisahkan. Begini jalan takdir kita... • • • • • "Ya Allah, ampuni mata hamba yang telah menatap pria yang tidak pantas untuk hamba...