Jangan menggantungkan apapun, pada siapapun. Tak terkecuali pada orang yang mencintaimu sekalipun, karena ketika kecewa, kamu akan merasa ucapannya adalah penipuan...~AisyahRl~
.
.
.Sudah dari kemarin Hanif, menahan diri untuk tak menanyakan tentang surat yang Ia temukan dalam Al-qur'an, Ia pikir Aisyah akan cerita dengan sendirinya, tapi sampai sekarang Aisyah terlihat tak ada niatan untuk menceritakan perihal surat ini.
Marah, tentu saja. Hanif sudah membaca semua kalimat-kalimat yang ada didalam kertas putih itu.
Sekarang Hanif mulai mengerti penyebab dari perubahan sikap Aisyah selama beberapa hari belakangan ini.
Pasti tak lain tak bukan karena surat sialan ini. Astagfirullah.
Hanif berusaha untuk meredam emosinya yang memuncak dengan terus melafadzkan istghfar.
Namun selalu saja kesulitan, ketika matanya melirik sebuah foto yang juga Ia temukan bersama surat ini.
Tentu saja Hanif kenal betul siapa wanita yang ada di dalam foto itu.
Alesyah. Ya, Hanif yakin sekali jika surat ini juga dari wanita itu. Karena wanita itu hubungannya dengan Aisyah jadi merenggang.
Di kepalnya surat itu hingga tak berbentuk lagi dengan menggunakan tangan kanannya, sementara tangan kirinya meremas foto Alesyah.
Muak sudah. Hanif sangat muak dengan wanita gila itu.
Selang beberapa detik pintu kamar terbuka bersamaan dengan nampaknya sosok Aisyah yang baru saja menunaikan solat maghrib.
Melihat hal itu lantas Hanif bergegas menghampiri Aisyah dan mendorong kursi roda sang istri menuju tempat duduknya tadi.
"Kakak, mau ngomong apa?"Tanya Aisyah tanpa berbasa-basi. Sebelum pergi ke masjid tadi, Hanif sempat berpesan padanya bahwa ada sesuatu hal penting yang ingin dibicarakan usai pulang.
Hanif menatap istrinya sebentar, lalu menarik nafas panjang.
"Kenapa waktu dirumah sakit Aisyah nyuruh kakak pergi?"Tanya Hanif, nada suaranya tak seperti biasa. Seperti orang yang sedang menahan marah.Hanif menangkap perubahan dari raut wajah istrinya yang mulanya tenang menjadi gelisah.
Bertambahlah keyakinan Hanif jika Aisyah memang menyembunyikan sesuatu darinya. Dan sekarang Hanif sudah tahu apa yang Aisyah sembunyikan.
"Ada yang ngehasut Aisyah untuk melepaskan kakak, kan?"Tanya Hanif lagi. Awalnya Ia pikir Aisyah akan segera jujur namun nyatanya tidak.
"Gak ada,"Jawab Aisyah. Tanpa mau menatap suaminya, Ia sedang berusaha menutupi kebohongannya.
Hanif mendesah kecewa. Tak mengatakan apa-apa lagi, Hanif menyimpan surat dan foto yang sudah berbentu bola ping-pong diatas meja cukup kasar hingga menciptakan suara yang agak keras.
Untuk pertama kalinya Hanif tak peduli Aisyah terkejut atau tidak karena perbuatannya itu, Ia sudah terlanjur marah.
Aisyah mengernyit, bingung.
"Ini apa?"Tanyanya bingung."Liat aja sendiri,"Jawab Hanif, ketus.
Aisyah meraihnya, tiba-tiba perasaannya jadi tidak enak saat melihat kertas yang familiar sudah kusut karena suaminya.
Aisyah menggigit bibir bawahnya, saat mengetahui jika kertas itu adalah, kertas yang Ia sembunyikan dari Hanif.
"Aisyah berubah karena surat itu, kan?"Tanya Hanif enggan menatap wajah sang istri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Air mata Aisyah [Selesai]
RomanceWarning!!! Banyak adegan UwU ⚠Awas Baper⚠ • • • • • Dia mempertemukan, Dia yang menyatukan, dan Dia juga pula yang memisahkan. Begini jalan takdir kita... • • • • • "Ya Allah, ampuni mata hamba yang telah menatap pria yang tidak pantas untuk hamba...