Rindu

5.7K 352 15
                                    


Sudah dua hari sejak Elisyah kembali kerumahnya, setelah hampir seminggu menetap dirumah sakit usai menjalani transplantasi jantung.

Namun begitu Dokter tetap menyarankan Elisyah kembali lagi setiap 1 minggu sekali untuk medical cek up.

"Ibu, duduk disini aja ya?"ucap Aisyah.

"Tapi, Ibu bosen dari tadi cuman duduk sama baring."Jawab Elisyah. "Ibu bantuin kamu beres-beres, ya?"lanjut Elisyah lagi dengan nada memelas.

"Enggak. Ibu masih harus banyak istirahat, lagipula Aisyah bisa kok ngerjain pekerjaan rumah sendirian." Tolak Aisyah cepat. Ia tak ingin mengambil resiko jika sampai terjadi sesuatu pada Ibunya.

Elisyah mengalah. Toh, juga demi kebaikannya.

"Ibu, jangan tersinggung ya. Aisyah cuman nggak mau Ibu kenapa-kenapa."Ujar Aisyah memberi pengertian.

"Enggak kok, Nak. Ibu sama sekali nggak tersinggung, Ibu tahu kamu khawatir sama Ibu."Balas Elisyah sambil mengusap lembut punggung tangan putrinya, guna menghilangkan rasa bersalah gadis itu.

Aisyah tersenyum lembut pada sang Ibu.

"Yaudah Aisyah lanjutin beres-beres dulu ya, Bu?"Izin Aisyah.

"Iya, nak. Maaf Ibu nggak bisa bantuin kamu."

"Nggak papa,Bu."balas Aisyah."Dengan hadirnya Ibu aja, Aisyah sangat bersyukur."

Elisyah tersenyum haru dengan pernyataan putrinya.

"Ibu disini aja. Jangan kerjain apapun, kalau Ibu butuh sesuatu panggil Aisyah aja. Okay?"Elisyah membalas dengan anggukan mengerti.

Kemudian Aisyah berlalu mengerjakan semua pekerjaan rumah mulai dari memasak, mencuci piring, mencuci pakaian, menyapu, mengepel, dan lain-lainnya. Semuanya Aisyah kerjakan dengan ikhlas.

Usai menyelesaikan semua pekerjaannya Aisyah kembali menemui Ibunya dengan membawa nampan berisikan sepiring makanan tak lupa dengan segelas air putih.

"Sekarang Ibu makan ya. Habis itu minum obat."Ucap Aisyah.

"Biar Ibu makan sendiri aja, sayang."

"Enggak. Pokoknya Aisyah mau nyuapin, Ibu."

"Yasudah terserah kamu aja."Pasrah Elisyah.

Dengan senang hati Aisyah mulai menyuapi sang Ibu dengan penuh perhatian, sampai makanan itu habis tak tersisa.

"Alhamdulillah."

"Sekarang minum obat lagi."Aisyah memberikan beberapa butir obat pada Ibunya, lalu menyodorkan segelas air putih.

"Udah?"Elisyah mengangguk.

"Makasih ya, Nak."

Aisyah hanya menbalas dengan senyuman.

"Kamu nggak pergi kerja?"

"Enggak, Bu. Aisyah mau jagain Ibu."

"Memangnya kamu sudah izin sama majikan kamu?"

"Aisyah, izin sama Kak Hanif. Dan dikasih izin."Aisyah menjawab.

Lalu suasana hening sejenak.

"Kamu masih inget sama janji kamu ke Ibu, waktu dirumah sakit, kan?" Tanya Elisyah sembari menatap serius pada Aisyah.

"Yang mana, Bu?"

"Tentang untuk menjauhi Hanif."

Aisyah diam sejenak. "Iya, Aisyah masih inget."

"Semoga kamu nggak mengecewakan Ibu."Ungkap Elisyah penuh harap.

Aisyah hanya diam.

Tok.. Tok..

Air mata Aisyah [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang