Bagian 24

9.9K 907 36
                                    

Kai terus memperhatikan bocah yang tengah sempoyongan didepannya itu. Menghela nafas panjang melihat anak dari sahabatnya dalam keadaan seperti itu. Sementara Jinyoung masih sibuk meracau tidak jelas. Mengumpat sana mengumpat sini.

"Kamu tuh kenapa sih bisa kayak gini?", gumam Kai prihatin.

Memang diantara dia, Chanyeol dan Sehun anak Sehun lah yang paling ga bisa diatur. Efek dulu salah didikan. Ga ngebayangin gimana mumetnya jadi Sehun, seandainya pria itu sampai sekarang masih sendiri.

"Om tau? Hik Ibu tiri sialan itu hik udah bikin Daddy berubah hik!"

Kai diem aja masih ngeliatin Jinyoung.

"Sumpah ya hik jaman sekarang hik idup segala pake aturan-aturan kolot hik! Nyebelin kan hik?"

Kai menggelengkan kepalanya pelan.

"Ga boleh ini hik, ga boleh itu hik, kesana kesini kudu laporan hik! Dia kata gue anak teka?", dumelnya dan ga lama dia ketawa entah ngetawain apa.

"Nak, hidup itu harus ada aturannya! Kalo ga ada ya bakal berantakan hidupnya..."

Ya contoh kayak idup lo gini. Amburadul.

"Persetan hik! Adoohh pala gue mumet!! Anjing ah!"

Segala kelakuan dan kata-kata yang diucapin masih dalam pengawasan Kai. Ancaman dari sang istri tadi sempat dia abaikan, mengingat situasi ini lebih penting.

Abis ketawa-ketawa ga jelas, anak itu mendadak diem. Raut wajahnya berubah sedih.
"Om, Om Kai cinta ga sama Tante Krys? Hik"

Alis Kai menyatu mendengar pertanyaan random yang barusan keluar dari mulut Jinyoung, "Ya menurut kamu? Mana ada suami yang ga cinta sama istrinya!"

"Ada hik! Tuh buktinya Daddy aku hik! Segitu gampangnya ngelupain Mommy! Hik bahkan nih hik pas pemakaman Mommy dulu Daddy sama sekali ga nangis hik! Apa emang Daddy berharap Mommy cepet menyingkir biar dia bisa cari cewek lagi? Hik. Aku tuh masih inget, dia ga ngeluarin air mata sama sekali hik!", curhat Jinyoung mengarahkan telunjuknya ke segala arah.

Kai tertegun atas ocehan dari mulut Jinyoung. Kalo udah begini siapa yang patut salah dan bertanggung jawab?

Ga lama anak itu sesenggukan, "Daddy egois!", katanya sambil menghapus airmatanya kasar.

Tangan Kai meraih bahu Jinyoung, merangkulnya, "Daddy kamu punya alasan, nak! Cuma dia belum bisa ngasih tau kalian. Dia cuma ga mau bikin kalian kecewa. Percaya sama Om, Daddy kalian sangat sayang sama kalian. Ini yang terakhir kalinya kamu nginjakin kaki disini, Om ga mau ketemu kamu dengan keadaan seperti ini!", ujarnya berusaha menyadarkan bocah yang berada disisinya itu. Meskipun kecil presentase Jinyoung bakal dengerin karena kondisinya yang mabuk.

Selanjutnya yang kedengeran cuma erangan dari mulut Jinyoung, karena anak itu ngerasa kepalanya mumet-mumet.

Dengan berdiri disamping Jinyoung yang masih terduduk dimeja depan bartender, Kai menahan tubuh Jinyoung yang hampir hilang keseimbangan. Kepalanya menoleh kesegala arah siapa tau Sehun udah sampe. Sampe pada akhirnya, matanya berhenti di arah pintu masuk. Ngeliat sahabatnya tengah menebarkan pandangan. Kai mengangkat tangannya tinggi-tinggi berharap Sehun ngeliat posisinya sekarang.

Bagusnya ga lama Sehun ngeliat Kai ngelambai kearahnya. Dengan berusaha menerobos orang-orang yang berada didepannya, Sehun melangkah kearah tempat dimana Kai berada.

"Kamu pulang ya? Daddy kamu udah dateng...", kata Kai pada Jinyoung yang masih merem melek efek minum alkohol.

Sehun menatap darah dagingnya sendiri nanar. Sesuatu menghantam hatinya dengan cukup kuat.

𝙎𝙩𝙚𝙥𝙢𝙤𝙩𝙝𝙚𝙧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang