🎶Breathe - Lee Hi
Hari ini dengan didampingi Sehun, Irene ingin melihat keadaan wanita yang sempat menculiknya kemarin. Katanya Seulgi kini di rawat di salah satu rumah sakit jiwa, mendengarnya jujur saja Irene merasa iba. Sedikitnya Ia tau bahwa latar belakang Seulgi melakukan hal nekat seperti kemarin karena masa lalu yang hampir mirip dengannya.
Dikhianati.
Sampai di salah satu deretan kamar, Sehun dan Irene disambut oleh Yeji yang tengah duduk seorang diri sambil melamun.
"Yeji?"
"Eh?"
Irene menyunggingkan senyum.
"Tante... Om...", sapanya seraya berdiri sedikit membungkuk kearah Sehun dan Irene.
"Kamu libur kuliah?", tanya Irene mengelus punggung Yeji lembut.
Gadis berambut hitam panjang itu mengangguk pelan, sorot matanya masih sendu. Berita tentang Mamanya pasti sudah menyebar, untuk kesekian kalinya Ia rasanya tak sanggup menghadapi pandangan kebencian dan hinaan dari teman-temannya. Libur kuliah untuk menjaga Seulgi adalah pilihannya.
"Ga boleh sedih-sedih terus ya? Kamu harus semangat! Kalo kamu murung gini, Mama kamu siapa yang nguatin? Hmm?", ujar Irene lembut.
Satu tetes airmata Yeji turun tanpa bisa dicegah dan buru-buru gadis itu hapus. Lalu Ia menganggukan kepalanya.
Sehun tersenyum ketika Irene membawa gadis itu kedalam pelukannya. Mengusap punggung Yeji teratur.
"Ini akan berlalu dengan cepat. Kamu mesti kuat, buat Mama kamu ya? Tuhan pasti udah nyiapin kebahagiaan buat kalian..."
Pelukan mereka terlepas, "Makasih, Tante. Maafin Mama saya ya?"
"Udah di maafin...", sahut Irene menghapus air mata yang membasahi ujung hidung Yeji. "...Tante mau ketemu Mama kamu.", sambungnya.
"Masuk aja, Tante. Kayaknya Mama udah bangun, tadi tidur sebentar soalnya."
Meninggalkan Yeji dan Sehun diluar, Irene masuk kedalam kamar rawat Seulgi. Didalam wanita itu tengah terduduk dengan memeluk lutut tengah menatap keluar jendela. Wajahnya sedikit pucat.
Fokus Seulgi teralih karena sudah ada seseorang yang datang. Irene telah tiba di sisi ranjangnya. Seulgi melihat kearah Irene dengan takut-takut dan sesekali menunduk.
"Halo...", sapa Irene ramah.
Bungkam, itu yang Seulgi lakukan. Rasa bersalah dan benci pada dirinya sendiri karena telah melibatkan orang yang tidak ada hubungannya dengan masalahnya ini membayanginya.
"Gimana? Udah ngerasa baikan?", tanya Irene lembut, bahkan Ia sudah duduk dipinggiran ranjang Seulgi.
Seulgi tidak menjawab. Ia memandang Irene dengan mata yang berkaca-kaca.
Senyum Irene mengembang.
Tangan kanan Seulgi perlahan terulur seperti ingin menjangkau Irene, lalu untuk pertama kalinya Ia buka suara setelah terdiam cukup lama.
"Boleh peluk?"Awalnya Irene sedikit terkejut, matanya mengerjap beberapa kali namun, pada akhirnya kedua lengannya terbuka dan terulur. Ia kembali dengan senyumannya.
Detik selanjutnya mereka sudah dalam posisi berpelukan. Seulgi menangis hebat. Kata maaf sudah tak terhitung lagi terucap dari mulutnya.
Irene senantiasa memberikan usapan lembut pada punggung Seulgi. Pundaknya terasa basah karena Seulgi terus menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙎𝙩𝙚𝙥𝙢𝙤𝙩𝙝𝙚𝙧
General Fiction[LENGKAP] Sehun, duda 3 anak memutuskan untuk menikah lagi dengan janda 1 anak yang ia kenal dari temannya, Irene. Ketiga anak Sehun benar-benar memiliki manner dan attitude yang buruk. Bandel, pemalas, boros, tidak tau tata krama seenaknya sendir...