Bagian 44

8.3K 679 90
                                    

Irene tersenyum simpul melihat hasil cetakan foto USG yang Ia lakukan barusan. Si kecil sudah menginjak usia 5 bulan. Memang sih belum diketahui apa jenis kelaminnya, tapi Irene tidak sabar menantikan kehadiran bayinya itu. Perut ratanya itu sudah terlihat sedikit membuncit, meski tidak terlalu kentara jika Ia mengenakan kaos oversized.

Soal ngidamnya perlahan berangsur membaik. Hal-hal aneh atau cenderung menyebalkan yang Ia inginkan itu berkurang dengan sendirinya. Terkadang Ia juga merasa bersalah atas 'ngidam'nya, berakhir meminta maaf pada semua orang yang sudah Ia repoti.

Ddrrttt...

Ponsel yang sengaja diletakkan diatas nakas nampak bergetar karena sebuah panggilan masuk. Irene segera menyambar benda pipih berbentuk persegi panjang miliknya itu. Nyatanya sang suami yang menelepon.

"Halo Mommy..."

"Halo Daddy..."

"Meetingnya baru aja selesai ini. Gimana si dedek? Sehat kan?"

"Sehat kok. Hehe... Tadi, Mommy nyetak foto usgnya. Ntar Daddy liat ya?"

"Siap! Udah makan?"

"Udah, tadi pulang dari rumah sakit mampir makan sama Chorong!"

Fyi, Chorong juga tengah hamil. Masih muda, 2 bulan.

"Kalian jadi berangkat barengan?"

"Jadi dong!"

"Hmm yaudah, Rene. Aku lanjutin kerjaan aku dulu ya? Biar ntar pulangnya cepet..."

"Oke."

"Bye, Mommy. Bye, Dedek."

"Bye, Daddy!!!"

Sambungan telepon terputus.

Keluar dari kamar, Irene bergerak turun. Rencananya mau berenang di kolam renang samping rumah tapi, niatannya itu teralihkan melihat Hyunjin dengan setumpuk buku di gazebo yang letaknya berhadapan dengan kolam renang. Akhirnya tidak jadi renang, bergerak kearah Hyunjin.

"Rajin banget sih, ganteng...", puji Irene mengusak rambut Hyunjin yang sudah terlihat lebih panjang hingga anak itu harus memakai headband agar rambutnya tidak mengganggu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝙎𝙩𝙚𝙥𝙢𝙤𝙩𝙝𝙚𝙧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang