Genap sebulan sudah Hyunjin mendekam di kamar rawat rumah sakit. Selama itulah anak itu menjalani terapi dan latihan berjalan. Kakinya masih terasa sulit dan kaku untuk digerakkan. Kadang dia merasa lelah dan putus asa tapi, mengingat semua orang yang selalu memberikannya semangat membuatnya kembali bangkit.
Jinyoung dan anak-anak kelas 12 yang lain disekolah sudah melaksanakan serangkaian ulangan sebelum menjalani ujian nasional. Setiap pulang sekolah anak itu menyempatkan untuk mengulang pelajaran yang dibahas hari itu disekolah untuk Hyunjin. Ya, mau bagaimana lagi ketika Sehun dan Irene sibuk memberikan bujukan pada Hyunjin agar mau didatangi guru dari sekolahnya tapi, tetap saja anak itu menolaknya.
Secara tidak langsung Jinyoung belajar sungguh-sungguh agar materi yang dia sampaikan ke Hyunjin benar. Nilai akademisnya naik otomatis.
Bermain game terpaksa dia tinggalkan terlebih dahulu. Karena dia mempunyai tanggung jawab untuk mengajari Hyunjin. Bagaimanapun juga Hyunjin akan tetap mengikuti ujian nasional meski besar kemungkinan anak itu akan menjalani ujian di rumah sakit.
"Udah ah otak gue udah ngebul nih!", keluh Hyunjin melempar lks yang dari tadi sibuk dia buka-buka sementara Jinyoung sibuk menjelaskan ini itu padanya.
"Baru juga 10 menit! Payah lo!"
"Bodo."
Jinyoung kembali melemparkan lks tadi ke Hyunjin, "Ga. Kita belajarnya belom selesai! Unas tinggal 2 bulan lagi anying sedangkan lo ga ada persiapan sama sekali! Mau dapet nilai berapa lo?"
"Anjing bawel banget lo udah kayak Guru Lee aja!", protes Hyunjin menyangkut pautkan guru mata pelajaran matematika yang super cerewet.
"Gue ga terima protes, cepet buka!"
"Gue tuh baru kelar latihan jalan, capek tolol!"
Jinyoung dengan santainya menempeleng kepala Hyunjin. Mentang-mentang sudah baikan main tempeleng-tempeleng saja!
"Njing, gue abang lo nih! Berani loh ya?"
"Heleh cuma beda 10 menit doang! Lo ya kalo ga gue tendang pas diperut Mommy dulu ga bakal kuat keluar lo! Terimakasih ke gue coba?"
Hyunjin mencebik, "Ngarang aja lo samsuri!"
"Otak lo tuh wawasannya kurang! Anak kembar kalo pas dilahirin tuh yang keluar terakhir pasti bantu dorong anak yang pertama.", sahut Jinyoung sok tau sudah seperti orang tua saja.
"Ya terus ntar anak terakhir siapa yang bantu dorong? Ari-arinya gitu? Ha?"
"Keluar sendiri lah, anak kembar yang terakhir kan kuat!"
"Cih!"
Irene yang tengah sibuk mengutak-atik ponselnya disofa, terkekeh mendengar percakapan tidak penting dari kedua anak kembarnya.
"Nih, cepet buka halaman yang tadi! Gue jelasin!"
Melihat Irene disofa lantas membuat Hyunjin memiliki ide untuk menyelamatkan diri dari Jinyoung dan tumpukan-tumpukan buku didepannya namun, sayangnya niatnya terbaca oleh Jinyoung.
"Ga usah manja lo badak! Mam mom mam mom, kayak anak baru masuk paud tau ga? Cepet ayo buka lksnya!"
Mau tak mau Hyunjin membuka kembali lksnya, mendengarkan penjelasan materi pelajaran dari Jinyoung. Sebab jika tidak Jinyoung akan kembali menempelengnya.
Lihat saja, Hyunjin akan membalaskan dendamnya ketika sudah sembuh nanti!
🏡🏡🏡🏡🏡
Rumah sakit sudah seperti rumah kedua bagi keluarga Oh. Ya bagaimana tidak? Anak sulung dari keluarga itu masih harus dirawat untuk proses pemulihan. Sejauh ini keadaannya sudah jauh lebih baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙎𝙩𝙚𝙥𝙢𝙤𝙩𝙝𝙚𝙧
General Fiction[LENGKAP] Sehun, duda 3 anak memutuskan untuk menikah lagi dengan janda 1 anak yang ia kenal dari temannya, Irene. Ketiga anak Sehun benar-benar memiliki manner dan attitude yang buruk. Bandel, pemalas, boros, tidak tau tata krama seenaknya sendir...