Usia kandungan Irene sudah menginjak bulan ke 3. Ibu yang 1 itu sudah jarang mengalami morning sickness seperti pada awal-awal masa kehamilannya. Yang sekarang sedang awet-awetnya dialami oleh Irene yakni masa ngidamnya. Bahkan bisa setiap hari malah.
Tentu saja yang menjadi tumbal adalah suami serta anak-anaknya. Memenuhi segala keinginan Irene yang terkadang spontan itu.
For example, malam-malam ketika semua sudah bersiap akan tidur dengan entengnya Irene meminta Sehun untuk mengantarnya ke pasar untuk membeli jajanan pasar. Memang waktu itu pasar tetap buka, hanya saja apa harus malam-malam begitu?
"Rene, ga bisa besok aja? Gapapa deh aku ga ngantor besok, nemenin kamu ke pasar..."
Telunjuk kanan Irene bergoyang-goyang, "No no no, Daddy! Mommy maunya sekarang! Mau beli baso ikan!"
Demi Tuhan, Sehun sudah mengantuk sekali!
"Aku ngantuk, Rene. Besok aja ya? Bahaya loh kalo ngantuk dipaksa buat nyetir..."Sontak ekspresi wajah Irene berubah, memicing menatap Sehun tidak suka.
"Dek, Daddy kamu ga mau nganter! Kita berangkat sendiri aja ya?", tuturnya mengelus perutnya yang masih rata itu.Sehun sedikit terkejut ketika Irene beringsut turun dari tempat tidur lalu bergerak kearah lemari untuk mengambil mantel.
Ya Tuhan, Irene...
"Yaudah iya, aku anter...", sahut Sehun pada akhirnya mengalah.
Irene menoleh, wajahnya masih terlihat sedikit kesal, "Ga usah! Tidur aja sana!"
Menghela nafas panjang, Sehun mengikuti Irene turun dari tempat tidur, mendekati sang istri yang masih berdiri didepan lemari itu.
"Mau beli baso ikan aja hmm?"Pertanyaan Sehun rupanya mampu mengalihkan rasa kekesalan Irene, "Sama itu... Samyang!"
"Jangan samyang! Terlalu pedes, Irene!"
Irene menggembungkan pipinya tanda protes, "Pedesan mana samyang apa mulut tetangga?"
Eee??
Makan samyang sambil dengerin omongan tetangga, nah tuh!
"E-eh ga jadi deh! Aku mau brownies!", ralat Irene.
"Ga jadi apanya nih?"
Bola mata Irene mengarah keatas, "Ga jadi ke pasar! Ayo anterin aku kerumahnya Wendy, mau minta dibikinin brownies..."
Sehun hampir saja menjatuhkan rahangnya. Seriously, Irene??
"Rene, ini udah malem. Yang ada kita ganggu mereka. Besok aja ya? Biar ntar aku chat Wendy dulu gitu, ya?", bujuknya lembut.Kedua sudut bibir Irene tertekuk ke bawah, mantel yang baru akan Ia pakai di tangannya itu Ia hempaskan ke lantai. Berjalan sembari menghentak-hentakkan kakinya keluar kamar.
"Rene?"
"Apa lagi sih, Hun?", sahut Irene ketika pintu kamarnya sudah berhasil Ia buka.
"Kamu mau kemana?"
"Dapur!"
"Ngapain?"
"Bikin mie instan!", jawab Irene.
Sehun dibuat bungkam soal keinginan Irene yang mudah berubah-ubah selayaknya air yang dituangkan dalam sebuah wadah yang berbeda.
"Kamu tuh sebetulnya pengen baso ikan, brownies apa mie instan?"Ada jeda beberapa detik hingga Irene kembali menemukan jawaban atas pertanyaan Sehun barusan, "Mau ke kamarnya Hyunjin aja! Minta didongengin...", jawabnya kemudian berlalu meninggalkan Sehun yang diam membisu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙎𝙩𝙚𝙥𝙢𝙤𝙩𝙝𝙚𝙧
General Fiction[LENGKAP] Sehun, duda 3 anak memutuskan untuk menikah lagi dengan janda 1 anak yang ia kenal dari temannya, Irene. Ketiga anak Sehun benar-benar memiliki manner dan attitude yang buruk. Bandel, pemalas, boros, tidak tau tata krama seenaknya sendir...