Bagian 38

9K 779 63
                                    

Sarapan pagi ini sedikit lebih terlambat karena ritual malam kemarin yang dilakukan oleh Sehun dan Irene. Ketiga anaknya sih tidak berpikiran yang aneh-aneh, mungkin kedua orang tuanya itu terlalu lelah jadinya bangun lebih siang dari biasanya.

Jam 2 pagi mereka baru selesai ritual, bayangin!

Wonyoung sampe harus berangkat lebih dulu tanpa sarapan tapi dengan uang jajan yang dilebihkan untuk membeli makanan untuknya sarapan.

Semua larut dalam sarapan masing-masing hingga Jinyoung yang tiba-tiba buka suara, menginterupsi semua yang ada di meja makan.
"Dad?"

"Ya?", sahut Sehun mengusap sudut bibirnya menggunakan sapu tangan.

"Ada yang mau aku tanyain."

"Tanya aja!", balas Sehun yang baru selesai menghabiskan sarapannya. Melipat tangan diatas meja.

Sedangkan Irene dan Hyunjin hanya diam memperhatikan mereka.

"Ini tentang Mommyㅡ Suzy...", ujar Jinyoung sedikit ragu khawatir jika topik pembicaraan yang dia angkat ga bakal bisa bersahabat dengan suasana hati Sehun.

Sekilas Sehun melirik melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya, udah saatnya buat berangkat kerja.
"Kita bahas ini nanti sepulang Daddy dari kantor...", ujar Sehun mutlak kemudian anjak dari tempat duduknya, mengusak rambut Hyunjin dan Jinyoung bergantian kemudian melenggang pergi disusul Irene dibelakangnya.

Pelan-pelan Hyunjin ngedeketin Jinyoung, "Emang lo mau nanya apa soal mendiang Mommy?", bisiknya.

Jinyoung noleh, "Ada lah! Ntar juga lo tau!"

Sementara didepan mobil, Irene bergerak merapikan sedikit letak dasi dan jas yang Sehun kenakan. Sedikit memikirkan tentang pertanyaan Jinyoung barusan. Kenapa dia jadi resah gini ya?

Sehun mencolek ujung hidung Irene membuat si empunya terkesiap, "Masih pagi ngelamun aja! Inget-inget soal kemaren ya?", godanya ngedeketin wajahnya ke wajah Irene.

Irene auto nabok lengan Sehun, "Apa'an sih? Rese' deh!"

"Ntar malem lagi ya?"

Baru aja Irene mau mangap buat protes, Sehun udah main nyela aja.

"Et et et ga boleh nolak! Diajak nyari pahala kok ga mau... Harus mau!"

Irene mendesah sambil ngibas-ngibasin tangannya, "Udah sana berangkat! Berisik kamu tuh nyebelin!"

Cup!

Irene yang belom siap udah hampir mau ngejengkang kebelakang aja begitu Sehun main nyosor bibirnya cepet-cepet. Untung tadi sempet pegangan!

"Aku berangkat! Jagain anak-anak, jangan biarin main terus! Oh ya, Jinyoung ntar tanyain udah ada rencana mau kuliah dimana apa belom ya? Hyunjin biar ikut semester depannya aja, nunggu kakinya sehat lagi..."

"Ya, Tuan.", sahut Irene bermaksud godain Sehun.

"Cium lagi!"

Cup!

"Sehun!"

Yang diteriaki udah keburu masuk kedalam mobil setelah berhasil mencuri 1 kecupan di pipi kanan Irene. Mobil yang dikendarai Sehun perlahan keluar dari halaman rumah setelah satpam rumah, Pak Yoo membukakan pintu gerbang.

Saat hendak masuk kedalam rumah, ponsel yang ada di saku celana Irene bergetar. Setelah dicek rupanya ada nama Jennie yang muncul di layar ponselnya.
"Halo? Kenapa Jen?"

"MAMII!!!"

"Eh Xiyeon, kenapa sayang? Kok kamu telepon pake hapenya Tante Jennie?"

𝙎𝙩𝙚𝙥𝙢𝙤𝙩𝙝𝙚𝙧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang