Baru saja Mina meletakkan berkas-berkas yang harus Sehun tanda tangani. Sebelum memutuskan untuk hengkang dari ruang kerja sang Bos, gadis itu menilik raut wajah Sehun yang terlihat gusar. Bahkan kopi yang tadi Ia buatkan tak kunjung berkurang volumenya didalam cangkir itu, masih penuh.
Apa Bosnya sedang sakit?
"Pak?"
Kepala Sehun terangkat merespon panggilan dari sekretarisnya itu, "Ya?"
"Mohon maaf Bapak sakit?"
Sehun mengerjap, "Eh ga, saya gapapa..."
Kening Mina mengkerut, mencoba memasang senyum meski terasa ganjil.
"Saya cuma kepikiran yang dirumah...", tutur Sehun yang akhirnya mengaku juga.
"Memangnya ada apa, Pak kalo boleh saya tau?", tanya Mina hati-hati.
Sehun menegakkan punggungnya, tangannya mulai meraih 1 berkas yang ada didalam map, "Istri saya sakit. Saya sebenernya mau ga kerja aja hari ini, tapi dia terus maksa saya buat kerja. Hari ini juga ada meeting kan dengan perusahaannya Kai..."
Selepas mendengarkan keluhan sang Bos, akhirnya Mina mengangguk paham. Jelas sekali raut wajah gundah yang sudah Sehun bawa sejak tadi.
"Ga ada yang jagain, Pak?""Ya ada. Kan anak-anak lagi libur semester, jadi istri saya mereka yang jaga. Tapi, tetep aja saya belum bisa tenang. Tadi pagi ga ada angin ga ada hujan tiba-tiba muntah-muntah...", curhat Sehun lagi.
"Muntah-muntah?", tanya Mina kemudian seulas senyum gadis itu berikan pada Sehun, "Bu Irene lagi isi mungkin, Pak hehe...", celetuknya pelan menggoda Sehun.
Tangan yang hendak mencoretkan pena diatas materai itupun sontak berhenti. Celetukan Mina membuat Sehun terdiam beberapa saat sampai akhirnya kepalanya terangkat melihat kearah Mina yang masih setia berdiri didepan meja kerjanya.
Isi?
Hamil maksudnya?
Engga, Hun 😑 /iyalah apalagi? Etdah!
Melihat sang Bos hanya diam saja, membuat Mina berinisiatif untuk segera undur diri dari sana, "Ya sudah, Pak. Saya permisi. Nanti sejam lagi berkasnya saya ambil..."
Manik Sehun menatap sekretarisnya yang sudah hilang dibalik pintu ruang kerjanya.
Isi?
Hamil?
Irene hamil?
Sadar atau tidak, perlahan sudut bibirnya tertarik. Senyumnya mengembang sempurna layaknya adonan roti yang diberi baking powder, mengembang :))
🏡🏡🏡🏡🏡
"ABANG!!!"
Dengan brutal Wonyoung mengetuk pintu kamar Jinyoung. Tidak peduli lagi bahwa suaranya bisa mengganggu yang lain.
"BANG!!! ABANG!!! BUKA PINTUNYA BURU!! ABANG LO BUDEK YA IH!!"
Pintu terbuka kemudian, disusul dengan raut wajah kesal dari Jinyoung.
"Berisik anjirr!""Abang gawat!!", seru Wonyoung panik dengan menggoyang-goyangkan lengan kanan Jinyoung.
"Gawat apa sih?"
Telunjuk gadis itu menunjuk kearah kamar sang orang tua, "Mommy!! Mommy pingsan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙎𝙩𝙚𝙥𝙢𝙤𝙩𝙝𝙚𝙧
General Fiction[LENGKAP] Sehun, duda 3 anak memutuskan untuk menikah lagi dengan janda 1 anak yang ia kenal dari temannya, Irene. Ketiga anak Sehun benar-benar memiliki manner dan attitude yang buruk. Bandel, pemalas, boros, tidak tau tata krama seenaknya sendir...