Bagian 61

5.8K 567 83
                                    

VOTE DAN COMMENT!!!

MAKSA!!

Kalo ga mau, yaudah aku nangis
(ಥ_ಥ)(ಥ_ಥ)(ಥ_ಥ)

🏡🏡🏡🏡🏡

Mata Jennie dengan teliti menelisik layar laptop didepannya, sementara kedua pria dewasa itu hanya diam menatap aktivitasnya. Saat perjalanan menjemputnya untuk dibawa ke kantor Sehun, suaminya, Taeyong sudah memaparkan duduk persoalannya dan selama perjalanan itu Jennie tak henti-hentinya mengumpat atas perbuatan kurang ajar wanita rubah itu.

Dengan melipat tangan didepan dada, Sehun mengamati Jennie baik-baik. Ia sendiri tidak pernah tau jika mantan adik ipar isterinya ini punya keahlian seperti ini.

"Pertama-tama web kantor ini gue tutup sementara supaya orang ga bisa akses terus gue mau urus yang di grup.", jelas Jennie disela-sela kesibukannya dengan mata yang menatap laptop kelewat serius.

Sehun mengangguk paham, terus memperhatikan, "Gue ga pernah tau lo bisa ginian, Jen..."

Satu sudut bibir Jennie tertarik, "Gue juga udah jarang main ginian."

"Otodidak?"

Kepala Jennie menggeleng pelan, "Ada dulu senior dikampus yang ngajarin eh guenya ketagihan. Sampe ngeretas akun orang gue jadiin hobi hahaha jahat banget ga sih?"

"Jahat banget kamu, yank!", sahut Taeyong yang eksistensinya masih ingin dianggap.

"Ck jahat-jahat gini juga kamu nikahin..."

Sehun cukup rolling eyes atas sepasang suami istri didekatnya ini.

"Ya gitu, gue kalo kesel sama orang, akunnya yang gue bablasin wkwkwk.", curhat Jennie sedikit mengingat-ingat kegiatan ketika masa lajangnya itu.

Sedikitnya Sehun merasa terbantu dengan hadirnya Jennie disini. Huh, Tuhan masih sayang padanya.

"Jangankan orang lain, akunnya Kak Junmyeon aja pernah gue acak-acak sampe doi uring-uringan sendiri, mau dipolisikan loh malahan hahaha."

"Adek durhaka lo!", sahut Sehun.

"Biarin sih, lagian jadi Kakak kok bajiangan amat!ㅡ Nah, sip! Udah gue hapus semuanya! Sekarang tinggal ngurus yang ada di web!"

Sehun juga tidak mengerti apa yang Jennie lakukan. Ketika mencoba membuka grup chat lewat ponsel Taeyong, kerja keras Jennie disini patut diacungi jempol. Semua fotonya hilang.

"Cewek iniㅡ sejak kapan suka sama lo, Kak?", tanya Jennie menjeda kegiatannya.

"Kayaknya belum lama. Orang kita ketemunya bisa dibilang baru."

Setelah mendapatkan jawaban, Jennie tak lagi buka suara. Fokusnya tersita pada kegiatannya semula. Ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya.

"Gue... Gue khawatir Irene udah liatㅡ ya meskipun kecil kemungkinan dia buka internet terus gabut ngeliat web kantor."

"Ya ngapain juga Mbak Irene buka web kantor?", imbuh Taeyong.

"Tapi, kalo Mbak Irene dikirimin secara personal gimana saudara-saudara? Kasarnya kan disini Mbak-mbak kelabang ini naksir sama lo, Kak? Ya apa terus kalo tujuannya ga bikin lo sama Mbak Irene salah paham?"

𝙎𝙩𝙚𝙥𝙢𝙤𝙩𝙝𝙚𝙧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang