Bagian 15

10.8K 918 27
                                    

Pulang sekolah Wonyoung langsung balik ke rumah. Semenjak sang Daddy memutuskan untuk menikahi seorang janda yang kini sekarang udah resmi menjadi Mommy untuk dirinya juga kedua kakaknya, dia jadi ga diijinin buat keluar rumah selain untuk keperluan sekolah dan ngerjain tugas. Kan sebel dedeq :((

Belum sebulan padahal, tapi Mommy udah mendominasi setiap sudut rumah dengan segala peraturan-peraturan kolotnya itu. Bagi remaja 15 tahun kayak Wonyoung ga asyik banget tau ga?

"Kok masih berantakan sih? Bibi Lee pasti lupa beresin nih!", gerutu anak itu setelah ngeliat keadaan kamarnya yang ga jauh beda keadaannya dari semenjak dia tinggal sekolah tadi pagi.

Kebetulan Bibi Lee lagi lewat dari arah taman belakang yang ada kolam renangnya melewati ruang tengah yang bisa diliat dari lantai 2. Sejurus kemudian Wonyoung meneriaki Bibi Lee dari atas. Bibi Lee yang merasa terpanggil langsung naik nyamperin anak majikannya itu.

"Ya, Non?"

"Bibi Lee gimana sih? Kamar aku kenapa masih berantakan? Bibi lupa apa gimana?", omel Wonyoung dengan wajah cemberutnya.

Si pembantu nampak meremas serbet yang selalu menyampir dengan indahnya di pundaknya. Agak ciut juga ngehadepin bocah itu.

"Bi! Kok diem? Beresin sekarang kalo gitu!", suruh Wonyoung dengan telunjuk ngarah ke kamarnya yang pintunya kebuka.

"Anu... Uhm... Maaf, Non tapi..."

"Tapi apa?"

"Eung... Saya... Ehm..."

"Bibi Lee aku aduin ke Daddy loh!", ancam Wonyoung. Mukanya digalak-galakin.

Bibi Lee keliatan tambah panik, "Ehm ma-maaf, Non tapi saya ga diperkenankan buat beresin kamarnya Non..."

Dahi cewek 15 tahun itu mengkerut, "Siapa yang ngelarang emang?"

"Nyonya..."

"HAH??"

Sambil nunduk, Bibi Lee jelasin semua yang tadi sempet Irene perintahkan padanya buat ga beresin kamar siapapun di rumah yang besar itu.

"Apa'an sih? Bibi Lee kan pembantu, terus kalo ga beres-beres mau apa? Leha-leha terus dapet duit?", sungut Wonyoung yang udah mulai mencak-mencak sendiri.

Ini anak bener-bener ya sama orang tua loh padahal hmm...

Jujur ada kalimat yang ga ngenakin dari mulut Wonyoung yang udah terlanjur masuk ke hati Bibi Lee. Selama dia bekerja di rumah itu, mana pernah sih Bibi Lee males-malesan? Seolah-olah yang dibilang Wonyoung tadi mencap Bibi Lee semacam makan gaji buta. Bibi Lee cuma diem meredam rasa ga enak dihatinya.

"Beresin kamar aku, Bi! Sekarang!", perintah Wonyoung lagi.

"Ga! Kamu beresin kamar kamu sendiri!"

Kedua orang itu setengah terkejut ngedapetin Irene yang baru keluar dari kamar dan ga sengaja denger perdebatan kecil antara anak tirinya dengan pembantunya itu. Sekarang Irene udah berdiri tak jauh dari mereka.

Karena ga ngerti apa maksudnya campur ga terima, Wonyoung jalan kearah Irene.
"Maksudnya apa sih?"

"Kamu sekolah kelas berapa? Belajar etika dan tata krama udah berapa tahun? Apa emang gini cara kamu berbicara sama orang yang lebih tua?", cecar Irene. Bukannya menjawab malah membalik dengan melancarkan beberapa pertanyaan pada anak kurang didikan itu.

Wonyoung tak bergeming tapi masih menatap Irene yang kini balik menatapnya.

"Bibi Lee ga diperkenankan untuk membereskan kamar siapapun disini! Kamar Daddy dan Mommy, kamar Kakak, kamar Abang juga kamar Adek! Semuanya wajib beresin kamar masing-masing, pengecualian jika dalam keadaan sakit! Udah paham?", tutur Irene menyilangkan tangan didepan dada, memicingkan matanya sedikit.

𝙎𝙩𝙚𝙥𝙢𝙤𝙩𝙝𝙚𝙧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang