Irene meregangkan otot-otot tubuhnya. Dikuceknya mata yang masih setengah mengantuk itu. Jam yang menempel pada dinding kamarnya masih menunjukkan pukul 4 pagi. Disampingnya Sehun tengah tertidur menyamping menghadap kearahnya. Tidur hanya dengan atasan singlet juga celana berbahan kaos warna hitam.
Kretek! Kretek!
Bunyi tulang punggung Irene yang baru saja dipatahkan ke kanan ke kiri. Kemarin Ia terlalu banyak bergumul dengan selimut ditempat tidur. Sepanjang hari isinya hanya tidur saja. Entahlah, kemarin itu bawaannya tidak ingin berpisah dari ranjang king size kesayangannya.
Pagi ini keadaan tubuhnya sudah jauh lebih baik bahkan terasa segar. Lantas Ia putuskan untuk bangun, cuci muka, gosok gigi, belum ada keinginan untuk mandi karena masih dingin kemudian turun menuju dapur. Baru sampai diambang pintu dapur, telinganya mendengar suara kran air yang tengah dibuka.
"Bibi Lee..."
"Eh? Nyonya udah bangun?", reaksi Bibi Lee mendapati Irene yang berjalan mendekat.
Irene tersenyum tipis mengangguk kemudian bergerak membuka kulkas yang diletakkan disudut ruangan.
"Udah sehat, Nyonya? Kalo belum biar saya aja yang masak sendiri, gapapa Nyonya kembali istirahat aja..."
Kol dan brokoli yang ada didalam kulkas Irene keluarkan, "Udah lebih mendingan kok, Bi. Gapapa saya ikut bantu masak! Kemaren ga bisa ikut masak buat makan siang sama makan malam aja rasanya gimanaaaa gitu, ga enak! Hehehe udah kebiasaan masak buat yang lain...", tuturnya setelah memindahkan sayuran itu ke meja.
Bibi Lee mengulum senyum sembari mencuci beras di wastafel. Punya majikan kok ya rajin sekali?
"Bi?"
"Ya, Nyonya?"
"Eh saya ga bisa bikinin susu buat anak-anak, nanti tolong bikinin ya?"
Bibi Lee yang telah selesai dengan beras yang siap dimasak pun mengangguk, "Ya, Nyonya."
Kemudian mereka mulai bergelut dengan peralatan dapur. Bibi Lee dengan nasi dan Irene dengan lauk pauknya.
🏡🏡🏡🏡🏡
Semua memakan nasi kecuali Irene, Ibu 4 anak itu eh mau 5 anak sih tengah memakan apel merah dengan ditemani segelas jus jeruk. Dipaksa berapa kali pun hasilnya tetap sama. Irene belum bisa untuk memakan nasi terlebih-lebih segala hal makanan yang mengandung susu. Bikin mual katanya.
"Daddy ga kerja hari ini..."
Semua penghuni meja makan sontak menoleh kearah Sehun, terutama Irene.
"Kenapa?""Muka Mommy masih pucet gitu? Daddy anterin ke rumah sakit lagi nanti...", jawab Sehun yang masih cemas.
Ketiga bocah itu memakan sarapannya sambil mendengarkan perbincangan orang tuanya itu.
"Mommy udah gapapa, Dad! Daddy kerja aja! Lagian juga ada mereka bertiga...", tunjuk Irene pada ketiga curut yang eksistensinya seperti tak dianggap.
"Daddy ga ngeliat kita Mom! Kitanya ngeblur dimata Daddy!", sahut Hyunjin kemudian memakan sayur brokolinya.
Jinyoung sendiri cuma angkat bahu dan sepertinya sependapat dengan saudara kembarnya itu.
Kening Irene mengkerut. Menatap ketiga anaknya satu persatu bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙎𝙩𝙚𝙥𝙢𝙤𝙩𝙝𝙚𝙧
General Fiction[LENGKAP] Sehun, duda 3 anak memutuskan untuk menikah lagi dengan janda 1 anak yang ia kenal dari temannya, Irene. Ketiga anak Sehun benar-benar memiliki manner dan attitude yang buruk. Bandel, pemalas, boros, tidak tau tata krama seenaknya sendir...