Bagian 59

5.4K 503 73
                                    

Aku menikmati hujatan-hujatan dari kalian. Lanjutkan!

🏡🏡🏡🏡🏡

"WOY!!!"

Pekik Hyunjin meneriaki sebuah sedan hitam yang baru saja menyerempet tubuh Irene. Mobil itu telah melarikan diri menyisakan Irene yang terduduk di aspal. Telapak tangan, siku serta kakinya lecet-lecet dan mengeluarkan darah.

"MOMMY?"

Membersihkan telapak tangannya, Irene meringis menahan perih.

Perlahan Hyunjin mengangkat tubuh Irene lalu membawanya masuk kedalam mobil. Ini terasa janggal, padahal Irene tadi sudah berjalan di pinggir bahkan aktivitas jalanan kala itu juga lengang. Bisa begitu tiba-tiba ada mobil yang melaju mendekat hingga membuat Irene terluka?

"Kita ke rumah sakit, Mom!"

Hyunjin mengendarai mobilnya secepat mungkin kearah rumah sakit. Disampingnya Irene terlihat meniupi telapak tangannya yang memerah itu. Belum lagi sikunya juga terluka. Mengumpat dalam hati, Hyunjin menyadari kelengahannya tidak melihat berapa seri plat mobil tersebut.

"Mobil setan!!"

Sampai di rumah sakit, Irene segera mendapatkan penanganan. Untungnya hanya cidera ringan dan dokter mengatakan tidak perlu terlalu cemas. Kaki Irene yang terkilir baru saja diperban dengan perban coklat. *itu bukan perban sih, tapi aku gatau apa namanya hehe

"Mommy, gimana?"

Menenangkan puteranya, Irene mengelus punggung Hyunjin tersenyum meyakinkan bahwa Ia tidak apa-apa.

"Kok bisa gitu loh tiba-tiba tuh mobil nyerempet? Kan aneh!", celetuk Hyunjin kemudian masih lengkap dengan wajah kesalnya.

Hal yang sama pun juga tengah dipikirkan oleh Irene. Aneh saja jika berpikir ini adalah kecelakaan tanpa kesengajaan tapi, Irene menggelengkan kepalanya menepis asumsi-asumsi buruk yang sempat mampir di pikirannya.
"Yaudah kita pulang yuk?"

Karena sudah semakin malam, Hyunjin hanya menurut. Anak itu kembali menggendong Irene sampai di mobil. Mungkin setelah nanti, Irene akan berjalan dengan bantuan tongkat seperti Ia dulu.

"Jangan kasih tau yang di rumah dulu ya? Jangan bikin panik..."

Padahal Hyunjin hendak menghubungi Sehun tapi, niatnya Ia tahan setelah mendengar interupsi dari Irene. Menghela nafasnya, Hyunjin mulai menyalakan mesin mobilnya.




















Dilain tempat, Rigel terus menangis dalam gendongan Kakaknya setelah tiba-tiba terbangun, meskipun sudah berulang kali dibujuk dengan mainan atau boneka-bonekanya. Gadis kecil itu meronta ingin keluar.

"Sshhh Izel cup cup ga boleh nangis. Ya ini bonekanya lucu ya?", bujuk Wonyoung menggoyangkan boneka beruang kecil itu didepan wajah Rigel.

Rigel menampik boneka itu hingga terjatuh, "Huhuhu mumum huhuhu..."

"Aduh!ㅡ Ya, Mumum masih beli susu sama Kakak, Izel disini sama Cece bentar lagi Mumum pulang oke? Sshhh... Sshhh...", ujar Wonyoung memungut boneka tadi kemudian menggoyangkan sedikit tubuh gembul Rigel dalam gendongannya.






















🏡🏡🏡🏡🏡




















Malam itu bergumul dengan tugas-tugasnya, Jinyoung dibuat terkejut melihat kembarannya tengah menggendong Ibu tirinya memasuki ruang tengah. Ia bangkit dari duduknya kemudian menghampiri keduanya setelah Hyunjin mendudukkan Irene pada sofa panjang ruang tengah dimana ada Jinyoung berada.

𝙎𝙩𝙚𝙥𝙢𝙤𝙩𝙝𝙚𝙧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang