Bagian 45

8.3K 665 42
                                    

Permintaan yang Irene utarakan beberapa hari yang lalu belum kunjung dipenuhi oleh Sehun. Disamping urusan kantor yang tidak bisa begitu saja ditinggalkan, rasa cemas akan kondisi Irene juga pemicunya.

Aksi ngambek yang Irene lancarkan sudah dirasakan oleh Sehun, namun pria itu seolah tidak mau tau. Ia pikir Irene akan mudah lupa dengan permintaan-permintaan layaknya dulu saat hamil muda. Tapi, Sehun salah. Justru karena sudah tidak pernah meminta hal-hal spontan dan cenderung nyeleneh, Irene tidak akan gampang lupa dengan keinginannya yang belum terpenuhi.

Selepas Jinyoung serta Wonyoung berangkat, Irene hanya melengos meninggalkan meja makan yang masih ada Sehun dan Hyunjin disana. Hyunjin yang sadar akan kesenjangan diantara mereka mulai memberanikan diri untuk bertanya.

"Dad?"

"Hmm?"

"Lagi berantem sama Mommy?"

Anak kecil kepo aja!

Sehun menghela nafas, sebetulnya Ia dan Irene tidak bertengkar hanya saja...
"Ga kok."

Hyunjin mengerutkan keningnya, "Tapi, kok kalian gitu? Ya deh, pasti lagi berantem. Haduh, Dad ada si uwu Mommy jangan diajakin berantem!", tuturnya menggelengkan kepalanya sok ngerti dengan urusan orang dewasa.

Aq juga udah dewasa yah, Kak! ㅡHyunjin.

Sekali lagi Sehun menghela nafas, beranjak dari kursinya, "Daddy berangkat ya? Tesnya ntar jam berapa?"

"Jam 9."

Sehun mengangguk, "Titip Mommy. Abis tes langsung pulang, ga usah pake maen..."

"Hmm ya..."

Kakinya sudah sembuh, ingin sekali Hyunjin pergi ngelayap seperti dulu!

"Eung Dad?"

Langkah Sehun terhenti karena suara Hyunjin, lantas Ia menoleh, "Kenapa?"

Tidak ada angin, tidak ada hujan anak itu menunjukkan senyum 5 jarinya. Otomatis membuat Sehun mengerutkan dahinya bingung.
"Ntar kalo aku lolos, beliin motor ya hehe..."

Hmm...

"Liat nilainya dulu, bagus apa ga!"

Bibir Hyunjin mengerucut, "Ya masa Jinyoung punya motor, aku ga?", sungutnya merasa tidak diperlakukan adil.

Anak itu tidak mengerti apa bagaimana? Sejujurnya Sehun masih trauma soal kecelakaan yang Hyunjin alami beberapa bulan yang lalu.
"Daddy beliin tapi yang matic aja ya?"

"Dih ga mau ih! Masa matic? Kayak cewek aja! Runtuh wibawaku ntar, Dad!"

"Yaudah ga usah naik motor, dianter jemput Pak Yoo atau kalo ga gitu diboncengin Jinyoung aja!", balas Sehun ringan.

Hyunjin masih mengerucutkan bibirnya seraya menghentak-hentakkan kakinya seolah lupa dengan usianya saat ini, "Daddy...", rengeknya.

"Mana ada cowok ngerengek-ngerengek gitu? Udah ah Daddy udah telat nih gara-gara kamu..."

"Dad! Daddy!", panggil Hyunjin namun tak digubris oleh Sehun.

Yha sapa suruh motor ditabrak-tabrakin, ringseq kan.















🏡🏡🏡🏡🏡



















"Mom, aku berangkat ya?", pamit Hyunjin yang sudah lengkap dengan tas ransel dipunggungnya.

𝙎𝙩𝙚𝙥𝙢𝙤𝙩𝙝𝙚𝙧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang