Bagian 50

8.7K 643 73
                                    

Duduk di mobil, Irene tak henti-hentinya menatap hamparan pasir putih dan lautan berwarna tosca antusias dan terkagum-kagum. Mobil milik Sehun telah berada didaerah pesisir pantai. Masih melintas dijalanan beraspal.

Melihat bagaimana Irene tidak melepaskan pandangannya dari pantai membuat Sehun tersenyum dibalik kemudinya. Mereka pergi pagi sekali tadi, tidak memberitahu siapapun. Hanya mereka berdua, agar lebih privasi katanya.

"Hun, kamu liat warna lautnya? Bagus banget!!", pujinya masih setia menghadap kaca jendela mobil.

Sehun hanya terkekeh mendapati reaksi Irene yang lebih mirip anak kecil yang baru saja dibelikan balon berhadiah permen.

"Aku ntar mau lari-larian disana, mau main air, mauㅡ bla bla bla...", cerocos Irene panjang lebar.

"Ya... Ya... Main aja sepuas kamu...", sahut Sehun masih sesekali melepaskan tawanya.

Mobil telah memasuki area parkir. Karena ini bukan weekend, jadi pengunjung yang ada disana hanya sedikit. Kemarin Sehun harus bersusah payah untuk menunda pertemuan dengan rekan bisnisnya hari ini lantaran ingin mengajak Irene ke pantai, seperti sekarang ini.

Turun dari mobil, Sehun dan Irene mengeluarkan perlengkapan piknik kecil-kecilannya. Kalau sepi begini kan jadinya enak tidak perlu kebingungan mencari tempat dan kebetulan mereka menemukan tempat singgah yang pas.

Sehun menggelar tikarnya lantas Irene menata beberapa cemilan dan minuman yang tadi sempat mereka bawa dari rumah. Jika ketiga anaknya tau bahwa mereka sedang ditilap, mereka pasti sudah mencak-mencak di rumah.

Usai mengeluarkan semua barang bawaan dari mobil, Irene tidak bisa menahan diri untuk tidak segera bergerak kearah gulungan ombak yang tidak terlalu besar disana.

"Rene!"

Terlambat Bapak Sehun! Istrinya sudah sampai disana. Membasahi kaki telanjangnya dengan sapuan air laut.

Menyusul Irene, Sehun beranjak dari duduknya. Sesampainya kedua lengan besarnya langsung melingkar di pinggang melingkupi perut buncit Irene yang sudah berusia 7 bulan. Menempelkan pipinya pada kepala Irene.

Untungnya sepi hehe.

Irene tidak melakukan pergerakan sama sekali. Hanya rambutnya yang tergerai menari-nari tertiup angin juga ujung gaun santainya yang sebatas lutut tampak bergoyang-goyang.

"Seneng ga?"

Perlahan Irene mendongak menatap Sehun, senyum lebarnya menyambut, "Banget! Makasih ya Daddy!"

Persis bocah.

Sehun membalas senyuman Irene dengan mata mengerjap beberapa kali, merasa gemas dengan Irene.

Tangan Irene bergerak melepaskan pelukan dari Sehun. Kemudian Ia mulai bergerak maju agar hempasan ombak yang hampir habis menyisakan bulir-bulir air mengenai kakinya.
"Daddy?"

"Hmm?"

Telunjuk kanan Irene mengarah pada air laut dibawahnya dan wajahnya masih dihiasi senyum yang sama seperti sebelumnya.

Satu alis Sehun terangkat tidak paham maksud isterinya itu.

Irene semakin memperlebar senyumnya, "Cobain air lautnya, Dad!"

ASDFGHJKL

Hanya suara angin pantai yang terdengar melewati kedua telinga Sehun.

"Beneran asin apa ga!"

𝙎𝙩𝙚𝙥𝙢𝙤𝙩𝙝𝙚𝙧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang