Delapan Belas

6.7K 279 0
                                    

"Bunda!" Navasha terkejut ketika mendapati Nirmala yang berlari ke arahnya. Ia baru saja keluar dari toilet restoran.

"Eh, La. Kamu sama siapa kesini?" Navasha menyenyajarkan tingginya dengan Nirmala.

"Sama Ayah," jawab Nirmala girang. Ia menunjuk ke arah kanan, kemungkinan posisi ayahnya sedang di sana sekarang.

"Terus, kok kamu sendirian ke toilet? Nggak ditemani Ayah?"

"Lala kabur," jawab Nirmala polos. "Tadi Lala liat Bunda lewat. Pas Ayah ngomong sama Tante Centil, Lala lari deh susulin Bunda kesini."

Navasha mengernyitkan keningnya. Tante centil siapa yang dimaksud oleh gadis kecil ini?

"Nggak boleh kabur gitu loh, La. Nanti Ayah bingung nyari Lala kalau kabur tiba-tiba," tegur Navasha halus. Nirmala merenggut lalu merengsek memeluk Navasha.

"Habis Ayah nyebelin. Ngomong sama Tante Centil terus. Mending Lala sama Bunda aja." Untuk ukuran anak berusia empat tahun, Nirmala termasuk cerewet dan pintar berbicara. Lihat saja, ia kini merajuk serta mencari pembelaan agar tidak dimarahi.

"Tapi kan kasian Ayah kalau bingung nyari Lala. Jangan gitu lagi, ya." Nirmala mengangguk. Navasha tersenyum seraya menggendong gadis kecil itu. Berniat mengembalikannya pada ayahnya.

Dasar, Deosan ganjen! Berduaan sama cewek sampai anaknya hilang gini.

"Ayah di–"

"Lala!" Navasha melihat Deo dan seorang gadis cantik di belakangnya berjalan dengan terburu-buru ke arahnya. Sepertinya laki-laki itu panik mencari Nirmala yang tiba-tiba menghilang. "Ya ampun, Nirmala! Kamu jangan bikin Ayah panik, dong."

"Aku rasa nggak tepat kamu membentak anak kamu sendiri sedangkan kamu lengah sama dia," kata Navasha tidak suka melihat Deo yang membentak Nirmala. Matanya menyipit tajam pada duda satu anak itu.

"Aku panik nyariin dia, Sha. Ternyata dia malah nemuin kamu," bela Deo dengan napas sedikit tidak beraturan.

"Karena kamu nggak perhatiin anak kamu. Saranku, saat kamu mau ketemu pacar kamu, jangan bawa Nirmala kalau kamu nggak bisa perhatiin dia."

"Pa ... pacar? Maksud kamu apa?" tanya Deo kebingungan. Siapa pacar yang dimaksud Navasha?

"Lala mau sama Bunda dulu sampai urusan Ayah selesai?" tanya Navasha tanpa memedulikan Deo. Nirmala mengangguk senang tanda ia setuju.

"Sha–"

"Nirmala sama aku dulu. Setelah urusanmu selesai, aku bakal kasih Nirmala balik." Setelah itu Navasha melenggang pergi begitu saja tanpa peduli Deo yang akan mengatakan sesuatu dan wajah kebingungan gadis di sebelah Deo.

Bodo amat sama Deosan! Anak ditelantarin demi cewek. Sinting! Mana ceweknya sok cantik lagi.

Para sahabat Navasha terkejut ketika mendapati Navasha kembali dengan seorang gadis kecil di gendongannya. Mereka memang belum pernah bertemu dengan Nirmala. Mereka hanya tahu Nirmala dari cerita Navasha saja.

"Eh, eh, Sha. Lo nyolong anak siapa?" Otomatis Navasha memukul lengan Wanda yang berbicara sembarangan.

"Sembarangan aja lo. Ini Nirmala, anaknya Deo." Penjelasan Navasha tentu saja memancing kehebohan para sahabatnya.

"Anak Deo? Kok ... kok bisa sama lo?"

"Ya bisalah. Nggak usah tanya-tanya, gue males denger nama tuh orang," jawab Navasha sewot. Ia kesal sekali rasanya pada Deo. Membiarkan anaknya begitu saja hanya karena seorang perempuan. Mana peremuannya kelihatan cantik lagi!

FatumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang