Follow ig vandesca16✨
Niat Navasha ingin tidur cepat malam ini hanya angan belaka. Ketiga sahabatnya tiba-tiba datang ke rumah dan mengajaknya menginap di apartemen Wanda. Padahal badan dan batin Navasha lelah sekali rasanya. Seharian bersama Deo dan Emil berhasil mengaduk-ngaduk emosinya.
"Ma, kok Mama bolehin, sih, aku nginap di apartemennya Wanda?" sungut Navasha ketika berpamitan pada orang tuanya.
"Lah, aneh kamu. Biasanya ngotot kalau soal ginian. Sekarang malah nggak mau," kata Nina.
"Kalau lagi dilemma, tuh, emang gini, Tan. Suka aneh," timpal Firza yang mendapat pelototan dari Navasha.
"Diem lo, Penculik!"
"Nggak boleh kasar sama temannya, Sha," tegur Yoga. Navasha merenggut.
"Aku pamit." Navasha menyalami kedua orang tuanya yang diikuti oleh ketiga sahabatnya. Kedua adik Navasha sedang tidak di rumah. Mereka sedang membeli cemilan untuk persiapan nonton bola tengah malam nanti.
"Hati-hati, ya. Pintu jangan lupa di kunci. Nggak boleh ada cowok yang masuk," peringat Yoga yang diangguki keempat gadis itu.
"Aman, Om! Lagian kita bawa bini orang. Bisa heboh lakinya kalau ada cowok lain," kekeh Wanda geli.
"Naya udah nikah. Kalian bertiga kapan nyusul?" tanya Nina.
"Wanda sama Firza udah punya calon, Tan. Semoga bisa nyusul secepatnya. Anak Tante, nih, yang doyang ngejomblo," sindir Firza yang tidak dipedulikan Navasha.
"Lagi memantapkan hati dia. Mau balik ke mantan atau milih anak atasan," goda Nina yang membuat Navasha mengerang kesal. Ibunya malah terpancing dengan godaan sahabatnya.
"Mama, ih. Malah ikutan. Udah ah. Kita pergi dulu." Navasha menyeret ketiga sahabatnya keluar rumah. Bisa makin runyam ceritanya kalau dibiarkan terlalu lama. Ia makin di-bully.
"Kalian ngapain ngadain sleep over tanpa ngasih tahu gue dulu?" cemberut Navasha ketika mobil Wanda sudah membelah jalanan. "Tiba-tiba jemput. Maksa lagi."
"Sengaja. Biar surprise. Kita kan tahu lo kalau malam minggu gini jomblo. Rela nih gue ninggalin laki sama anak demi menemani malam minggu lo yang kelabu," kata Naya.
"Kok mau-maunya Zaki ditinggal? Biasanya lo disekap kalau dia di rumah."
"Zaki ngerti kalau sahabat gue yang satu ini lagi butuh gue. Nggak usah banyak komen, deh. Harusnya lo bersyukur," kata Naya. Navasha hanya mencibir.
"Delivery McD dulu. Gue laper. Belum makan," kata Wanda lalu membelokkan stir mobil ke restoran cepat saji itu. Keempat sahabat itu memesan beberapa makanan sekalian persediaan untuk begadang.
Setengah jam kemudian mereka sampai di apartemen Wanda. Gadis itu memang tinggal sendiri karena kedua orang tuanya harus pindah tugas ke Kuala Lumpur.
"Lo kok mau, sih, tinggal sendiri di sini, Wan? Nggak ikut bokap-nyokap ke KL?" tanya Navasha ketika mereka menyusun makanan yang dibeli tadi di atas meja di depan TV.
"Males. Nggak punya teman di sana. Mending di sini. Lagian gue rajin kok sebulan sekali ke KL," jawab Wanda cuek. "Malam ini kita movie marathon Insidious, yuk?"
"Setuju!" sorak Naya dan Firza tapi mendapat gelengan dari Navasha.
"Gue takut!" cemberut Navasha.
"Ntar lo peluk boneka aja. Dasar penakut," cibir Firza.
"Udahlah gue dipaksa ke sini, kalian malah nonton film genre horror. Apes banget hidup gue," keluh Navasha. Ia menghempaskan tubuhnya ke sofa.
"Ya udah, kita nggak nonton horror," putus Naya yang membuat Navasha bersorak. "Tapi, lo harus jawab semua pertanyaan kita tentang Deo dan Emil."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fatum
RomanceFatum (n.) The development of events beyond a person's control. Perpisahan dengan Deo meninggalkan luka besar di hati Navasha. Bertahun-tahun Navasha hidup dalam luka. Navasha pikir lukanya akan sembuh seiring berjalannya waktu. Sayangnya ia salah. ...