Empat Puluh

7.1K 277 10
                                    

Thank you bgt buat tanggapan kalian di part sebelumnya. Seneng baca komen kalian walaupun semuanya nggak ada yg dipihak Deo😂 Kasian bgt emang anakku yg satu itu. Salah kamu sih Yo, ngapain jahat ke Navasha. Ya kan, guys?🤪

Enjoy this part, Luv💕

Follow ig vandesca16

Dunia Navasha seperti berhenti seketika setelah mendengar penjelasan Deo. Otaknya blank, tidak mampu menampung semua penjelasan yang dibeberkan Deo.

Jadi, Deo menikah dengan Indira karena ingin membantu sahabatnya? Tapi kenapa harus sampai mengorbankan hubungan mereka?

"A ... aku nggak tahu harus bilang apa. You suprise me, so much," lirih Navasha.

"Maaf aku harus menyembunyikan semua ini selama bertahun-tahun. Saat itu aku takut bilang yang sebenarnya ke kamu. Melihat kamu menangis saat aku tinggalkan udah membunuh sebagian nyawaku. Aku nggak akan sanggup harus melihat kebencian di mata kamu. Aku tahu yang aku lakukan itu sangat jahat padamu. Aku mengorbankan hubungan kita demi menyelamatkan Indira dan bayinya." Deo meremas lembut tangan Navasha yang berada digenggamannya.

"Maaf, tapi penjelasan kamu nggak merubah apapun." Navasha melepas paksa tangannya yang digenggam Deo.

"Maksud kamu apa?"

"Meskipun kamu menikahi Mbak Indira demi menyelamatkan dia dan kandungannya, tapi kamu tetap meninggalkanku dan bersiap membangun rumah tangga bersama Mbak Indira. Aku yakin kamu perlahan mencintai Mbak Indira meskipun masih mengingatku. Aku pun yakin kamu masih tetap bersama Mbak Indira saat ini jika dia masih hidup. membesarkan Nirmala bersama-sama dan nggak akan pernah kembali padaku. Apapun penjelasanmu, kamu di sini karena Mbak Indira udah nggak ada lagi," kata Navasha berusaha tegar namun gagal. Suaranya terdengar serak dan air matanya jatuh perlahan.

"Nggak, Sha. Kamu salah. Aku nggak pernah cinta sama Indira. Aku cuma cinta sama kamu," tekan Deo.

"Cinta nggak cinta, kamu udah menikah dengan Mbak Indira. Kalian juga punya Nirmala meskipun Nirmala bukan anak kandung kamu."

"Pernikahanku dengan Indira hanya sebuah perjanjian. Kami akan bercerai setelah Nirmala lahir."

"Nggak mungkin." Navasha terperangah hebat. Gadis itu syok mendengarnya. Deo tidak mungkin sejahat itu pada istrinya sendiri. "Bagaimana mungkin kamu bisa mempermainkan sebuah pernikahan? Kamu tahu pernikahan itu bukan sebuah mainan karena di sana kamu juga mengikat janji dengan Tuhan. Aku tahu kamu bukan orang yang seperti itu, Deosan. Kamu nggak mungkin menganggap sebuah pernikahan sebagai permainan yang bisa kamu akhiri kapan saja."

"Tapi memang itu kenyataannya. Aku nggak mungkin bertahan dengan pernikahan yang nggak aku inginkan. Aku hanya ingin menikahi kamu, Sha. Bukan Indira maupun gadis lainnya."

"Kamu bohong. Kamu pasti bohong! Kamu mengatakan semua itu agar aku mau menerimamu kembali." Navasha menggelengkan kepalanya. Menolak menerima fakta yang baru ia ketahui. Navasha yakin Deo hanya mengarang cerita.

"Aku nggak bohong! Demi Tuhan. Demi Allah. Semua yang aku ceritain itu kejadian yang sebenarnya. Kamu mau tahu kenapa Indira meninggal saat melahirkan Nirmala? Itu karena dia depresi selama menikah denganku. Dia nggak bahagia sama sekali. Satu bulan setelah penikahan kami, Indira mengatakan dia mulai mencintaiku. Tapi aku nggak. Aku bilang ke dia aku cuma cinta kamu, pacar yang aku tinggalkan demi membantunya. Sejak itu aku menjaga jarak dengannya. Abai dan nggak peduli sama sekali padanya. Bulan kedelapan kehamilannya Indira perdarahan hebat, memaksanya melahirkan Nirmala secara prematur dan menghembuskan napas terakhirnya saat itu juga. Kamu masih berpikir aku mengada-ngada cerita?" Suara Deo naik seiring emosinya yang tersulut. Membeberkan masa lalunya yang kelam membuat laki-laki itu kehilangan kontrol atas dirinya.

FatumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang