Empat Puluh Tiga

6.1K 283 2
                                    

Follow ig vandesca16

"Mbak beneran mau resign?" tanya Runi kesekian kalinya. Gadis itu tidak percaya jika Navasha tiba-tiba mengajukan surat pengunduran diri pada pihak rumah sakit.

"Iya, Run. Gue mau ngisi klinik sepupu di luar kota. Kebetulan dokter giginya udah sebulan ini kosong. Dia minta gue pindah kesana," jawab Navasha.

"Mbak nggak betah, ya, kerja disini? Atau karena Mas Emil?" tanya Runi hati-hati. Rumor pernikahan Emil dengan anak sahabat orang tuanya sudah beredar di seluruh penjuru rumah sakit. Banyak yang terkejut dan kecewa karena sang pewaris tidak menikah dengan dokter gigi cantik yang sering menjadi trending topic.

"Nggak ada hubungannya sama Emil, kok. Gue mau bantu sepupu sekalian nyari pengalaman kerja baru. Kalau ada gosip tentang kepindahan gue karena Emil yang lo dengar, tolong klarifikasi, ya. Gue nggak enak sama Emil dan Pak Direktur. Hubungan gue sama Emil juga baik-baik aja," pesan Navasha. Runi mengangguk patuh meski terlihat gadis itu masih ingin bertanya tapi segan.

"Kapan Mbak pindahnya?"

"Belum tahu. Gue baru masukin suratnya. Tapi gue harap prosesnya nggak lama."

"Tapi Mbak bakal datang ke pernikahan gue kan?" rengek Runi. Navasha tersenyum. Ia dan Runi sudah begitu dekat seperti kakak dan adik.

"Insyaallah kalau belum pindah gue datang. Gue juga mau lihat lo dipersunting Heri. Oh ya, udah sejauh mana persiapan pernikahan kamu?"

Runi menjelaskan persiapan pernikahannya yang sudah mencapai 75% dengan semangat. Ia menjelaskan detailnya hingga beberapa pertengkaran yang kerap terjadi antara dirinya dan Heri.

"Kadang gue kesal sama Heri, Mbak. Yang nikahkan kami berdua, tapi tiap gue minta usulan dia, dia cuma jawab terserah gue. Gue maunya pernikahan itu jadi pernikahan impian kami, bukan impian gue doang," keluh Runi.

"Mungkin dia sibuk, Run. Lagian itu tandanya dia percaya sama lo. Lo nggak mungkin nggak ngasih yang terbaik untuk pernikahan lo. Inget loh, tiap ada masalah langsung komunikasiin dengan baik. Nggak baik calon pengantin kebanyakan berantem," nasehat Navasha. Runi mengangguk.

"Gue selalu inget pesan Mbak tentang komunikasi dengan pasangan. It work so much for us. Thank you, ya, Mbak udah jadi penasehat yang hebat. Gue pasti bakal kangen banget sama Mbak kalau Mbak udah pindah." Runi memeluk Navasha erat yang dibalas oleh Navasha.

"Lo bisa hubungin gue kapan aja kalau butuh. Gue pindah bukan berarti kita jadi saling nggak kenal. Lo udah kayak adik perempuan gue."

***

Navasha terkejut ketika Emil masuk ke ruangannya dengan seorang gadis disampingnya. Sudah lama Navasha tidak bertemu Emil. Tepatnya setelah Emil mengatakan bahwa ia sudah menyerah. Mereka hanya sesekali berselisih di koridor rumah sakit dan itu pun tidak disengaja.

"Hai, Mil. Long time no see." Navasha beranjak mendekati Emil dengan gadis itu.

"Iya, nih. Gue agak sibuk belakangan ini. Jam praktek lo udah kelar? Runi mana?"

Navasha mengangguk. "Udah kok. Runi baru aja pulang. Kenapa nih anak Pak Direktur tiba-tiba datang? Lo mau inspeksi mendadak, ya?" canda Navasha agak canggung. Ia masih merasakan perasaan tidak nyaman dan sungkan jika bertemu Emil sejak saat itu.

"Mau say hi aja. Oh ya, kenalin ini Sheila, calon istri gue." Gadis manis berambut sebahu yang bernama Sheila itu mengulurkan tangannya.

"Sheila, Mbak," sapa Sheila ramah. Navasha menyambut uluran tangan itu, menyalami Sheila.

FatumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang