Follow ig vandesca16✨
Langit malam bertabur bintang memayungi bumi yang usianya makin tua. Di bawahnya tercipta kebisingan dari berbagai macam kendaraan bermotor yang berlomba-lomba membelah jalanan.
Deo menatap kosong jalanan yang padat dengan kendaraan dari balik dinding kaca ruangannya. Ia sama sekali tidak punya arah saat ini. Lebih tepatnya setelah Navasha meminta diberi waktu.
Setelah Navasha meninggalkannya di ruang tamu, Deo tidak pulang ke rumahnya. Ia memilih menginap malam ini di ruang kantornya karena kondisinya yang sedang tidak baik. Laki-laki itu sedang dalam keadaan kacau. Ia tidak ingin Nirmala melihatnya dalam keadaan seperti ini. Lebih baik Nirmala bersama kakek dan neneknya saat ini terlebih dahulu.
"Kenapa kamu nggak bisa ngasih aku kesempatan sekali lagi, Sha? Kamu tahu kalau hidupku cuma kamu," batin Deo berteriak. Laki-laki itu menarik rambutnya kuat. Merasa sangat frustasi. "Sialan!"
Deo mengambil vas bunga yang berada didekatnya, lalu melempar benda malang itu hingga pecah menjadi beberapa bagian. Laki-laki itu memang memiliki kontrol emosi yang buruk. Deo selalu butuh pelampiasan saat ia merasa marah. Dan melempar barang adalah salah satu cara ia melampiaskan rasa marahnya, walaupun itu tidak berpengaruh sedikit pun dalam membuatnya tenang.
Merasa kurang puas hanya melempar vas bunga, Deo mencari barang apalagi yang bisa ia gunakan. Mata Deo berhenti pada dua pigura foto yang terletak di atas meja kerjanya. Foto Navasha dan foto anaknya—Nirmala. Deo meraih pigura foto Nirmala. Di sana Nirmala masih berumur dua tahun dan sedang tersenyum lebar.
"Ayah nggak pernah menyesali kehadiran Lala di hidup Ayah. Walaupun kamu lahir dari rahim wanita yang nggak Ayah cintai dan bukan anak kandung Ayah, tapi kamu tetap kesayangan Ayah." Deo mengelus lembut kaca pigura itu, tepat di wajah anaknya. "Bantu Ayah untuk dapatin cinta Ayah lagi ya, La. Kamu restukan? Kamu mau jadiin Navasha sebagai Bunda kamu kan?" Deo tersenyum getir lalu mencium foto anaknya dalam. Setelah itu Deo meletakkan kembali pigura foto Nirmala, lalu menggapai pigura foto Navasha. Laki-laki itu menatap nanar ke arah foto Navasha yang tersenyum manis dengan menggunakan jas biru yang berbordir namanya, jas yang selalu dipakainya semasa co-ass.
"Dek, aku tahu aku salah sama kamu. Aku berdosa atas semua yang aku lakukan. Tapi aku benar-benar cinta sama kamu. Aku kembali untuk memperjuangkan kamu. Apa nggak ada lagi kesempatanku? Apa kamu benar-benar nggak mau menerimaku lagi? Aku sangat mencintaimu, Dek." Isakan Deo lolos seiring dengan bahunya yang bergetar. Ia tidak mampu menahan rasa sakit karena harus kehilangan lagi gadis yang sangat dicintainya. Dulu ketika melepas Navasha, Deo masih mempunyai keyakinan bisa menggapai gadis itu lagi. Namun saat ini, melihat Navasha yang pergi menjauh darinya dengan mata yang penuh kekecewaan, Deo tidak yakin bisa menggapai kembali gadis kesayangannya itu.
"Kamu sama sekali nggak mau maafin aku? Nggak mau ngasih aku kesempatan lagi? Aku bisa gila kalau kamu pergi lagi." Deo merosot lemah hingga terduduk di atas lantai. Tangannya masih setia memeluk pigura foto Navasha. Air matanya tidak berhenti mengalir, hingga jatuh membasahi kaca pigura foto itu.
"Cuma kamu yang bisa bikin aku nangis kayak gini. Kenapa kamu nggak percaya sama rasa cinta aku buat kamu?" Deo melarikan jari-jarinya yang bergetar ke atas kaca pigura itu. Bergerak secara acak sehingga seluruh permukaan kaca itu basah karena air mata Deo yang disapu ke segala arah. Deo tersenyum getir melihat wajah Navasha yang selalu terlihat cantik di matanya itu. Lalu ia membawa pigura foto itu dalam pelukannya. Memeluk erat seakan ia sedang memeluk Navasha saat ini.
"Apa aku masih bisa menjalani hidupku dengan normal ketika aku nggak bisa bersamamu?"
***
Deo meraih ponselnya yang berbunyi sejak ia sedang di kamar mandi. Setelah puas meratapi dan menangisi Navasha, Deo memilih membersihkan tubuhnya karena ia merasa sangat lengket. Di sisi kiri ruangannya terdapat kamar tidur kecil yang menyediakan perlengkapannya jika ia harus lembur dan kamar mandi. Untungnya Deo sempat menyimpan beberapa pakaian disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fatum
RomanceFatum (n.) The development of events beyond a person's control. Perpisahan dengan Deo meninggalkan luka besar di hati Navasha. Bertahun-tahun Navasha hidup dalam luka. Navasha pikir lukanya akan sembuh seiring berjalannya waktu. Sayangnya ia salah. ...