Dua Puluh Enam

5.7K 235 4
                                    

Sorry aku updatenya super lama😭😭Semoga kalian masih setia nunggu🙏🏻

Dont forget to follow ig vandesca16

Deo bangun dengan kepala berdenyut. Ia begadang semalaman untuk menyelesaikan pekerjaannya yang menumpuk. Menjadi direktur salah satu penerbit besar bukan hal yang mudah. Banyak hal yang harus ia urus dan cermati dengan baik. Deo bahkan merasa kehidupannya hanya seputar dunia kerja setelah resmi menggantikan posisi ayahnya, selain bersama Nirmala dan mengejar Navasha kembali.

"Ayah," panggil Nirmala dengan mata mengerjap lucu. Gadis kecil itu baru saja bangun dari tidurnya, sama seperti sang ayah. Ia sudah diposisi duduk dengan tangan yang menggoyang badan Deo.

"Eh, anak Ayah udah bangun. Good morning, Cantik." Deo meraih tubuh Nirmala hingga anaknya jatuh ke atas tubuhnya. Ia memeluk erat Nirmala seraya mengelus rambut panjang anaknya itu.

"Morning, Ayah." Nirmala mengangkat kepalanya lalu mendaratkan ciuman sayang ke pipi Deo.

"Lala nggak mau ke toilet dulu?" Kebiasaan Nirmala setiap pagi. Harus ke toilet untuk buang air kecil. Tapi, kali ini gadis kecil itu terbangun tanpa minta ke toilet.

"Lala udah pipis semalam. Lala kebangun. Tapi Ayah nggak ada. Lala pipis sendiri, deh," celoteh gadis kecil itu.

"Lala nggak takut?" Nirmala menggeleng.

"Lala kan pemberani. Lala nggak boleh nyusahin Ayah. Ayah kok lama tidurnya semalam?" Dada Deo berdenyut sakit ketika melihat kondisi putrinya. Nirmala masih kecil, tapi ia sudah mandiri. Melakukan kegiatannya sendiri tanpa meminta bantuan orang lain. Terbiasa hanya hidup bersama ayahnya yang sibuk membuat Nirmala harus mengikuti ritme kehidupan ayahnya.

"Kalau Lala kebangun lagi kayak semalam terus Lala takut, Lala teriak aja panggil Ayah. Ayah pasti langsung ke kamar." Deo merasa gagal menjalankan perannya sebagai single parent. Sekuat apapun ia mencoba, ia tidak akan bisa menjadi ayah dan ibu yang sempurna bagi Nirmala.

"Ayah kok nangis? Lala nakal, ya, sampai bikin Ayah nangis?" Deo mengerjap ketika tangan kecil anaknya menyentuh sudut matanya. Tanpa sadar, Deo terlalu emosional hingga mengeluarkan air mata.

"Lala nggak nakal. Ayah bangga sama Lala karena Lala selalu jadi anak yang baik," puji Deo. Ia mengubah posisinya menjadi duduk seraya menggendong Nirmala. "Lala mau ayah masakin sarapan apa?"

"Mau nasi goreng! Terus mau ketemu Bunda," pinta Nirmala.

"Bunda Navasha?"

"Iya, Ayah. Lala udah lama nggak ketemu Bunda. Tante Dania sibuk jadi Lala nggak bisa ke tempatnya Bunda," cemberut Nirmala tetapi matanya menatap Ayahnya penuh harap. "Sekarang Sabtu. Ayah libur, kan? Temani Lala ke tempat Bunda, Yah."

"Ya udah, kita ke tempat Bunda. Tapi sarapan dulu," setuju Deo yang membuat Nirmala bersorak senang. Nirmala turun dari gendongan Deo lalu menarik Deo dengan semangat ke arah dapur. Ia tidak sabar untuk segera bertemu dengan Navasha.

"Bi Nah, Ayah mau bikinin Lala nasi goreng," seru Nirmala pada asisten rumah tangga yang baru muncul dari belakang.

"Tuan mau saya siapin sarapan?" tanya Nah.

"Nggak usah, Bi. Saya aja yang siapin semuanya. Bibi lanjut kegiatan lain aja," kata Deo yang dipatuhi Nah. Wanita paruh baya itu segera undur diri menuju belakang untuk melanjutkan menyuci pakaian.

"Mau pakai sosis, La?" tanya Deo seraya memeriksa isi kulkas. Nirmala yang duduk di atas meja mini bar yang menjadi sekat antara dapur dan ruang makan mengangguk heboh.

FatumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang